Metro Times (Purworejo) Menghatamkan Al-Qur’an menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi warga Desa Pucang Agung, Kecamatan Bayan, Purworejo. Anak-anak yang telah menghatamkan Al-Qur’an di desa tersebut akan dikirab berkeliling desa seraya menunggang kuda diringi lantunan solawat serta drumband.
Seperti halnya pada Minggu (15/9), sebanyak 37 anak penghatam Qur’an diarak dalam kegiatan tersebut. Ini sudah menjadi tradisi dua tahunan yang dilaksanakan saat momentum bulan Maulid dalam tahun Hijriah.
Bagi warga, tradisi ini pun sambut positif dan penuh suka cita. Bahkan mereka rela berdesak-desakan demi menyaksikan event ini.
Kirab Khotmil Qur’an dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dan baru selesai sekitar pukul 14:00 WIB. Acara ini mengambil start dan finish di Masjid Al-Amin Pucang Agung dan menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer.
Pengurus Masjid Al-Amin Desa Pucang Agung, Muhammad Nailul Muna menjelaskan kegiatan ini semata untuk memeriahkan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad, SAW. Selain itu melalui momentum tersebut warga ingin memuliakan anak-anak mereka yang telah menghatamkan Al-Qur’an 30 juz.
“Kami para orang tua memiliki kebanggaan tersendiri ketika anak berhasil menghatamkan Al-Qur’an. Tentu ada doa dan harapan besar agar anak-anak mampu meneladani kanjeng Nabi sebagai Al-Quran yang hidup,” katanya.
Proses kirab yang dilakukan terhadap para Khotmil sekaligus untuk membangkitkan semangat anak-anak lain dalam belajar Al-Quran. Selain melestarikan budaya, hikmah dari kegiatan tersebut yakni mencetak generasi Islami berjiwa Qurani.
Terpantau, acara tersebut berlangsung sangat meriah dengan beraneka busana para santri penghatam Al-Quran. Mereka terlihat menawan diatas punggung kuda dengan kostum masing-masing.
Tak hanya anak laki-laki, anak-anak perempuan pun begitu berani menunggang kuda, meski berulang kali sang kuda melakukan atraksi ditengah suara marching band serta tepukan hadrah yang mengiringi arak-arakan tersebut.
Rizki Ikhsan Bakhtiar (11), seorang peserta pawai sekaligus khotmil Al-Quran, mengaku senang dengan tradisi ini. Ia sudah dua kali menjadi peserta kirab yang diarak dengan menunggang kuda. Pria yang kini masih duduk di bangku kelas 6 SD itu berhasil khatam Al-Quran dalam waktu satu bulan.
“Perasaannya senang karena bisa khatam Al-Quran. Tapi saya sudah dua kali ikut acara ini, rasanya deg-degan, cemas, kayak panik, dan takut kalau nanti kudanya jingkrak-jingkrak. Tapi saya coba tenang dan sekarang sudah tidak terlalu takut,” ucap Rizki.(tyb)