Metro Times (Purworejo) Ribuan santri dan warga di Kabupaten Purworejo memadati acara Perpustakaan Bersolawat yang dilaksanakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan setempat. Kegiatan tersebut digelar memperingati hari Pemberdayaan Perpustakaan di Purworejo
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinpusip) Kabupaten Purworejo, Eni Sudiyati, melalui Kabid Perpustakaan Aspiatun mengatakan, di Perpustakaan tak melulu baca buku. Lebih dari itu segala bentuk kegiatan literasi bisa dilakukan untuk meningkatkan khasanah keilmuan.
“Dengan bersolawat Perpus ingin bertransformasi berbasis inklusi sosial. Kami ingin sekali turut berpartisipasi dalam menjaga moral anak-anak muda. Maka kami mulai dengan melaksanakan kegiatan Perpustakaan bersolawat,” kata Aspiatun di sela kegiatan tersebut.
Perpustakaan Bersolawat melibatkan habib dan hadroh dari lokal Purworejo. Hal itu dilakukan mengingat Purworejo memiliki banyak potensi habaib yabg tak kalah dari daerah lain.
“Purworejo juga banyak para habaib dan potensi beliau-beliau luar biasa. Maka kita harus bisa mengangkat karena dari sisi keilmuan beliau-beliau tidak kalah dari habaib dari daerah lain,”imbuhnya.
Selain solawatan, kegiatan itu juga dirangkai dengan pemberian santuan untuk anak yatim berupa bingkisan dan uang. Sebanyak 12 anak yatim di wilayah Kutoarjo memperoleh santunan malam itu.
Bupati Purworejo, Yuli Hastuti mengapresiasi kegiatan Perpustakaan Bersholawat. Kegiatan ini sekaligus membuktikan bahwa perpustakan bukan hanya tentang buku, namun juga menjadi khasanah berbagai ilmu yang memperkaya olah pikir dan batin.
Menurut Yuli, Hari Pemberdayaan Perpustakaan menjadi momentum yang berharga untuk mengoptmalkan peran strategis perpustakaan dalam pembangunan masyarakat berbasis pengetahuan dan ketaqwaan. Acara ini tidak hanya sekadar peringatan, namun juga sebuah ajakan untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang tidak hanya penuh dengan buku-buku, tetapi juga terisi dengan semangat keagamaan yang membimbing dan mencerahkan.
Selain itu, sebut Bupati, Hari Pemberdayaan Perpustakaan menjadi momen penting untuk menggugah kesadaran akan peran vital perpustakaan sebagai jantung kegiatan pengetahuan, pembelajaran, dan kebudayaan dalam masyarakat.
“Saya harap perayaan ini bukan sekadar ritual, melainkan kesempatan emas untuk mengukuhkan peran perpustakaan sebagai pangkalan budaya literasi yang mampu membentuk masyarakat yang cerdas dan terdidik. Perpustakaan adalah jantung intelektualitas sebuah masyarakat. Di dalamnya, bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata yang tersusun, melainkan juga ruang yang memberi napas kepada roh keilmuan dan spiritualitas,” ungkap Bupati.(dnl)