- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Purworejo pada Rabu pagi (1/6), mengakibatkan kerugian dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, tidak terkecuali sektor UMKM. Kondisi itu antara lain dialami oleh pelaku usaha kacang kulit sangan, Heri Suroto (54), di Desa Tangkisan RT 2 RW 2 Kecamatan Bayan.

Usaha yang digelutinya sejak lama, saat ini terdampak serius bencana banjir yang merendam rumahnya setinggi satu meter lebih. Akibatnya kacang kulit sebanyak 2 ton terkena banjir dan semuanya mengapung.

“Dagangan saya terendam semua, tidak sempat mengamankan. Dagangan yang rusak 2 ton ini kerugiannya mencapai sekitar Rp30 juta. Harapannya ada perhatian dinas instansi terkait kepada para pelaku usaha sehingga kami bisa melanjutkan usaha kembali,” harap Heri Suroto didampingi Sulastri (istri), Kamis (2/6).

Kacang kulit sangan olahannya sudah merambah pasar-pasar lokal Purworejo hingga luar daerah, seperti Magelang Semarang Kebumen Jakarta dan beberapa kota lain. Produk kacangnya memiliki 4 label yakni Tiga Saudara(TS), Tunggal Roso (TR), Muncul Sari (MS) dan AR. Kemasannya sesuai pesanan dari mulai per 1 Kg hingga 10 Kg per kemasan.

ads

Heri mengaku setiap hari menyangrai kacang dengan cara khusus menggunakan pasir tertentu sehingga memiliki ciri rasa enak yang berbeda. Kacang kulit sangan milik Heri Suroto dikenal memiliki rasa yang gurih dan renyah, sehingga banyak yang mencari. Tak heran, jika banyak pedagang maupun pecinta kacang kulit sangan yang berdatangan ke rumahnya untuk membeli produknya.
Terkait banjir yang berulang, Heri Suroto berharap ada peninjauan kembali dengan adanya bangunan tanggul sungai.

“Karena setelah dibuat tanggul sungai, justru sekarang sering banjir. Aliran air atau parit atau pintu-pintu air memuju sungai kurang banyak dan kurang lebar. Sehingga air yang masuk pemukiman akan kesulitan mengalir ke sungai karena tertahan oleh tanggul sungai. Jika tidak segera ditangani tidak menutup kemungkinan banjir akan berulang dengan kasus yang sama,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Basuki (42), pelaku usaha rongsok (barang bekas) yang tinggal di RT 2 RW 2 Desa Tangkisan. Basuki meminta pemerintah menciptakan solusi untuk antisipasi agar tidak menjadi langganan banjir.

“Ini dalam tiga bulan sudah dua kali terjadi banjir,” tandasnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!