- iklan atas berita -

 

Metro Times (Surabaya) — Memperkuat iman adalah tujuan dari belajar memperdalam agama. Demikian pula yang diadakan ibu-ibu Umahat Pengajian Jl.Dr Soetomo 83 Surabaya   yang setiap hari Rabu menyelenggarakan Pengajian untuk menambah ilmu keagamaan, sehingga tahu mana yang diizinkan Allah dan mana yang tidak disukai Allah.

Hj. Umi Farichah, Pengajar Ibu-ibu Umahat Pengajian Jl.Dr Soetomo 83 Surabaya  disela-sela pengajian mengatakan, tema pengajian kali ini adalah kecantikan. Islam itu luas, tidak hanya sekedar ilmu yang spesifikasi seperti ilmu fiqih, bukan hanya sekedar itu, tapi semua aspek kehidupan itu sudah diterangkan dalam Al Qur’an, diantaranya adalah usaha untuk bisa menjaga diri supaya kita awet sehat.

Untuk bisa menjaga diri itu ada ilmunya diantaranya ilmu merawat kecantikan, sebab tanpa memperoleh ilmu yang cukup, bisa jadi kita ingin cantik tapi salah jalan, bukan semakin cantik malah semakin rusak wajah kita, badan kita.

ads

“Umahat Pengajian Jl.Dr Soetomo 83 Surabaya   juga ada ceramah kesehatan, kemudian ada ceramah tentang kecantikan, kemudian sekali waktu ada tentang upaya bagaimana hidup itu bisa menjadikan kita bisa diterima oleh lingkungan,” kata Umi.

Menurut Umi, dengan tema itu diharapkan dari ibu-ibu Umahat Pengajian Jl.Dr Soetomo 83 Surabaya, karena kenikmatan itu ada tiga, pertama ada kenikmatan kecil yaitu dunia seisinya, kedua ada kenikmatan besar yaitu Iman, Islam, Ilmu, dan ketiga ada kenikmatan sempurna yaitu surga. Tujuan utama kita menjangkau kenikmatan sempurna yaitu surga.

“Yang diharapkan ibu-ibu Umahat Pengajian Jl.Dr Soetomo 83 Surabaya semakin banyak orang memahami Al Qur’an. Sebab Hidayah dari Allah, itu hanya diberikan kepada mereka-mereka yang paham Al Qur’an, tidak hanya sekedar membaca Al Qur’an. Dan kalau sudah paham Al Qur’an, insyaallah mereka akan mendapat jaminan dari Allah, selamat hidupnya dunia dan akhirat,” ungkap Umi.

Lanjut Umi menjelaskan, untuk menambah ke imanan, kita langsung praktek. Jadi tidak hanya sekedar teori tapi kita langsung praktek, diantaranya kita memberikan santunan kepada mereka yang membutuhkan, yaitu ada anak-anak penderita HIV Aids yang setiap bulan kita danai. Dan kita kerja sama dengan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) tatkala ada Siaga Bencana dari Pesantren BMH membutuhkan dana untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena banjir atau terkena musibah, kita turut membantu. Kita juga rahmatan lil alaminnya itu kita praktekkan.

Umahat Pengajian Jl.Dr Soetomo 83 Surabaya didirikan pada tahun 1973 oleh ibu Soebadi dan jama’ah pengajian terdiri dari anggota Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI), dan beberapa ibu-ibu yang dari IDI.

Umahat Pengajian Jl. Dr. Soetomo 83 Surabaya sekarang diteruskan oleh anak-anak dan cucu ibu Soebadi untuk melanjutkan mencari ilmu pemahaman Al Qur’an dan prakteknya.

Didy Zainuddin anak ke 2 dan Diana Hanindio anak ke 4 dari ibu Soebadi mengatakan, dulu awalnya di jalan Dr. Soetomo 53 di rumahnya ibu Nurjaman, terdiri dari istri-istri dokter, tapi kemudian pindah ke sini karena ibu Nurjaman keberatan, lalu sama ibu saya dipindah kesini, dan mulai bergabung tetangga kemudian dari teman-teman dari organisasi lain. Mereka mengajak tetangga, kenalan, jadi akhirnya heterogen sampai sekarang.

Ibu Didy Zainuddin disini sebagai koordinatornya, bagian administrasi dan keuangan, ibu Diana bagian operasional, dan ini sekarang ada generasi dibawah kita itu putrinya ibu Prof. Diany yaitu mbak Nina

“Kita harapkan tetap eksis dan Istiqomah. Ada jama’ah yang tertua yang umurnya 92 tahun, tapi tidak bisa hadir karena kondisi sudah lemah, tapi tetap ikut kalau ada acara-acara tertentu, seperti halal bihalal atau pertemuan-pertemuan diluar ini. Jama’ah yang terdaftar ada 30 ibu-ibu, yang datang itu antara 22 – 25 orang, ini tadi ada dua jama’ah baru,” ucap Didy.

“Jama’ah baru itu banyak yang muda-muda semua karena regenerasi, kalau ada yang bergabung yang muda-muda itu kita sangat bersyukur ada regenerasi. Harapannya, kedepan pengajian ini tetap bisa maju dan Istiqomah dan jama’ah banyak yang muda-muda,” ungkap Didy pada media.

“Kegiatan itu tidak hanya pengajian saja tapi kita sekali-sekali juga mengadakan wisata religi tadabur alam, jadi pengajian diluar ruangan, pernah mengadakan di hutan bambu, gelar tikar. Di Kenjeran, Pandaan, Taman Dayu, jadi out bond, mengagumi keindahan alam,” papar Diana.

Diana menjelaskan, baksos kita setiap bulan selalu ada dua pos. Satu pos untuk Yayasan Abdi Asih yaitu yayasan swadana, tidak dapat bantuan dari pemerintah tapi dengan dana sendiri mereka itu mengasuh, memelihara dan merawat anak-anak ataupun penderita ODHA (Orang Dengan HIV Aids). Dari sakit sampai meninggalnya sampai dimakamkan. Jadi mereka betul-betul dananya sendiri. Kita khususkan satu kaleng infak untuk mereka, dan satu pos lagi ganti-ganti, bisa untuk pembangunan masjid, bisa untuk dana musibah korban kemarin di Bondowoso, bisa untuk dana nutrisi dan lain-lain. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!