Metro Times (Semarang) Universitas IKIP Veteran (Universitas Ivet) mendalami aspek kemanusiaan di luar pembelajaran dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Tahun 2022. Untuk merealisasikan hal tersebut, Universitas Ivet menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang. Pembekalan bagi mahasiswa dilakukan selama tiga hari digelar di aula gedung Markas PMI Kota Semarang, Jl. MGR. Soegijopranoto 35 Semarang.
“Jadi ini suatu terobosan inovasi PMI Kota Semarang yang menyambut tawaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, tapi PMI Kota Semarang mengambil skema proyek kemanusiaan,” kata Ketua PMI Kota Semarang, Dr dr Awal Prasetyo M Kes Sp THT-KL MARS kepada sejumlah awak media disela pembukaan launching dan pembekalan MBKM, Kamis (6/10).
Awal melanjutkan, dengan fokus pada kemanusiaan, mahasiswa bisa memperluas pemahaman keilmuan di luar program studi dan kampus untuk mendalami aspek-aspek dan dimensi kemanusiaan yang terjadi di masyarakat, dan harus diselesaikan, “PMI memberi opsi itu, dengan mengajak mereka untuk mendapat pengalaman lapangan,” urainya.
Dengan MBKM tersebut, PMI berharap rasa kemanusiaan dalam diri mahasiswa semakin tebal, “PMI menjadi organisasi yang semakin bereputasi, khususnya dalam perhatian isu-isu kemanusiaan,” bebernya.
Lebih jauh Awal menuturkan, program untuk masyarakat ditentukan oleh mahasiswa setelah mengikuti serangkaian pendidikan dengan kurikulum yang diajarkan oleh PMI selama beberapa hari di tiap akhir pekan.
Awal juga berharap respon perguruan tinggi dalam menyambut Proyek Kemanusiaan MBKM PMI Kota Semarang sebagai program opsional kegiatan mahasiswa, dan menghargai dalam hitungan satuan kredit semester (SKS) sebagaimana Universitas Ivet, “Sekarang ini ada 30 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa istilahnya untuk program ini, tetapi ini dalam perjalanannya mungkin ada mahasiswa dari program studi-program studi fakultas dari universitas-universitas lain yang ada di kota Semarang,” ungkapnya.
Kepala Unit MBKM Universitas Ivet Semarang, Rizal Ichsan Syah Putra, S.Si, M.Ling mewakili Rektor menyampaikan terima kasih untuk kesempatan belajar di luar program studi yang belum tentu ada di ruang kelas perguruan tinggi, yakni program belajar dengan fokus isu-isu tentang kemanusiaan.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) di Unisvet ini mengaku sempat kaget ketika mendapatkan tawaran program kemanusiaan mencegah stunting bagi mahasiswa umum. Pihaknya sempat mengira bahwa program tersebut hanya bisa diikuti oleh mahasiswa yang fokusnya di bidang kesehatan. “Matur nuwun sanget, ternyata skupnya diperluas, jadi pencegahan stunting itu ada ekonomi, lingkungan dan sebagainya,” ungkapnya.
Kepada para mahasiswa, Rizal berpesan untuk menjaga nama baik PMI dan Unisvet dalam pelaksanaan proyek kemanusiaan dalam program MBKM tersebut. “Hati-hati dalam berkegiatan, kalian membawa dua institusi lho, ada PMI dan Ivet (Unisvet),” pesannya.
Muhammad Zairon, mahasiswa semester I dari Jurusan Sistem Teknologi Informasi Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Unisvet mengatakan program tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa, “Saya senang bisa mengikuti program ini. Dengan program ini bisa melatih kepekaan mahasiswa, bisa mendekati dan membantu masyarakat yang kesusahan,” ujarnya.
Zairon melanjutkan, kegiatan ini setara dengan 12 sistem kredit semester (SKS), menurutnya ini menjadi motivasi tersendiri karena paparan materi dari PMI dilaksanakan tiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu), jadi tidak meninggalkan perkuliahan, “Bagi mahasiswa, ini bisa meningkatkan soft skill dan menambah pengalaman di luar kampus,” tutupnya. (af).