- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Kabupaten Purworejo hanya memperoleh satu medali emas pada ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah atau Popda 2024. Medali emas itu disumbangkan dari cabang olahraga taekwondo.

Selain satu medali emas, pada ajang yang berlangsung pada 22 hingga 25 Juni itu atlet Purworejo juga berhasil membawa pulang lima perak serta lima perunggu. Purworejo belum berhasil mewujudkan target untuk membawa pulang sembilan medali emas, delapan perak. Pemenuhan target yang terrcapai pada perolehan medali perunggu.

Sebelumnya kontingen Purworejo ingin memperoleh Medali emas dari cabor bola voli putra dan putri, pencak silat, taekwondo, voli pasir, renang, atletik, tinju, tenis meja, dan kempo. Dari semua target tersebut satu-satunya medali emas hanya diperoleh dari cabor taekwondo putri.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Purworejo, Stephanus Aan Isa Nugroho mengutarakan ajang Popda 2024 akan menjadi bahan evaluasi. Ia mengakui perolehan medali pada Popda tahun ini masih jauh dari target.

“Hasil ini cukup menjadi bahan koreksi bagi kami, baik Dinporapar, Dikbud, masing-masing cabor, juga pihak sekolah,” kata Aan, Jumat (27/6).

ads

Menurutnya ada sejumlah faktor hingga Purworejo gagal memenuhi target. Satu diantaranya akibat pergantian atlet yang dilakukan setiap ajang Popda. Pada sisi lain, akibat aturan yang membuat persaingan tidak setara.

“Popda tahun ini masih menggunakan aturan bukan berjenjang. Contohnya, juara 1 tenis dari Purworejo siswa kelas 7 SMP. Saat di Popda mereka berhadapan dengan anak kelas 11 SMA unggulan kedua. Jelas aturan itu menimbulkan persaingan yang tidak setara,” sebut Aan.

Berikutnya, terkait kualitas permainan dari atlet daerah lain. Terbukti pada beberapa cabor unggulan yang sebelumnya berhasil meraih emas seperti voli pasir putra putri, voli pasir, kempo, dan tinju, namun tahun ini beberapa cabor tersebut Purworejo gagal meraih emas

“Cabor taekwondo justru melampaui target. Semula hanya ditargetkan satu emas, malah bisa memperoleh tambahan perak dan perunggu. Ini akan jadi mapping tahun depan sebagai cabor unggulan,”katanya menambahkan

Fakto lain yang juga menjadi bahan evaluasi bagi Purworejo, sebut Aan, ada beberapa cabor yang belum familiar bagi kontingan Purworejo. padahal potensi perolehan medali bisa didapat dari situ, seperti dayung dan gulat.

Menurutnya banyak cabor yang belum tergali di daerah ini. Untuk itu dibutuhkan kerja sama antara KONI dan sekolah. Bila memungkinkan akan dicoba tahun depan agar perolehan medali bisa lebih dimaksimalkan.

Ditanya terkait Kelas Khusus Olahrag bagi Aan hal itu patut menjadi pertimbangan bagi Purworejo. Namun yang lebih penting adalah suport dari sekolah terhadap atlet berprestasi.

“Misalnya saat atlet harus menjalani TC . Dia tentu harus meninggalkan aktifitas belajar di sekolah maka pihak sekolah harusnya memberi ijin,” tegas Aan.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!