- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Pemerintah Kabupaten Purworejo bersama seluruh elemen di daerah tersebut, Kamis (14/11) menggelar gladi lapangan untuk menguji kesiapan daerah menghadapi potensi bencana gempa bumi dan tsunami megathrust di laut selatan Jawa.

Dalam kegiatan tersebut, diilustrasikan sedang terjadi gempa bumi dengan kekuatan 8 magnetudo lebih yang disusul peristiwa tsunami di laut Selatan Jawa. Usai gempa bumi mengguncang tim Pusdalop yang dipimpin BPBD, segera merespon dengan menyampaikan laporan serta meminta izin bupati untuk mengaktifkan sistem peringatan dini.

Tim Rencana Kontijensi atau Renkon yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, kecamatan, pemdes, rumah sakit dan Puskesmas, BPBD, TNI, Polri, PMI, Basarnas hingga relawan bergerak menjalankan tugas serta fungsi masing-masing.

Seluruh aktifitas tim Renkon terkoordinasi secara terpusat di Pos Komando yang langsung dipimpin Bupati bersama Dandim, Kapolres serta unsur Forkopimda yang lain.

Dalam kegiatan itu juga dilakukan gladi berupa proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan yang melibatkan tim gabungan. Warga pun dilatih untuk melakukan evakuasi secara mandiri menuju tempat penampungan sementara.

ads

Plt Kepala Pelaksana BPBD Purworejo, Dede Yeni Iswantini menjelaskan bahwa gladi lapangan merupakan kegiatan rutin tahunan. Kali ini kegiatan dipusatkan di Lapangan Ketawangrejo Kecamatan Grabag sebagai tempat evakuasi akhir serta melibatkan warga di beberapa desa yang lain

Menurutnya kegiatan gladi lapangan itu untuk mengaktifkan tim Renkon, Early Warning system (EWS) serta peralatan yang lain hingga kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana jika gempa dan tsunami megathrust betul-betul terjadi.

“Kita tentu berharap bahwa gempa megathrust ini hanya potensi, namun jika hal itu betul-betul terjadi, dengan gladi diharapkan masyarakat bisa melakukan evakuasi secara mandiri ke tempat penampungan sementara,” ujarnya.

Sejatinya, sebut Dede, gladi lapangan ini bermaksud menguji kesiapan tim renkons termasuk masyarakat. Semua Pentahelix meliputi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademiisi termasuk media massa diharapkan aktif dalam menghadapi potensi tersebut.

“Kegiatan ini kita masih menggunakan Renkon lama tahun 2018. Kita gunakan renkon yang ada dulu, rencananya tahun 2025 dokumen Renkon akan kita perbarui,” imbuhnya.

Dari gladi hari ini, tim Renkon Purworejo dinilai sudah cukup siap, kendati masih ada yang perlu dievaluasi. Tahun depan kegiatan serupa akan kembali dilaksanakan.

Ia mengutarakan bahwa Pemkab Purworejo akan terus berbenah dalam menghadapi bencana gempa bumi serta tsunami. Terkait ancaman tsunami di pesisir selatan Purworejo telah terpasang sebanyak 24 alat EWS. semua aktif meski ada beberapa dalam proses perbaikan.

“Untuk membantu sistem peringatan dini warga kami harap menerapkan kearifan lokal seperti penggunan kentongan sebagai alat peringatan dini. Itu akan sangat membantu,” pungkasnya.(tyb)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!