- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Petani di Desa Karangmulyo Kecamatan Purwodadi, Purworejo mulai menanam tembakau menyambut datangnya musim kemarau tahun ini. Tembakau jenis Sili Kenongo masih menjadi primadona bagi petani di desa ini.

Suparman, salah satu petani di desa ini mengatakan kemarau menjadi musim yang ditunggu-tunggu para petani tembakau di setiap daerah termasuk Karangmulyo. Ia berharap harap tembakau tahun ini bagus layaknya tahun lalu.

“Tembakau itu hanya ditanam saat kemarau, karena tanaman ini cenderung tidak butuh banyak air. Justru kalau terlalu banyak air tanaman tidak bagus bahkan bisa mati,” kata Suparman.

Tembakau jenis Sili Kenongo hingga saat ini masih menjadi pilihan petani di desa tersebut. Selain telah memiliki jaringan pemasaran yang bagus, tembakau ini memiliki cita rasa dan aroma yang khas bagi penikmat rokok linting klembak kemenyan.

“Sejak dulu zaman kakek nenek kami, yang kita tanam ya jenis tembakau ini. Tembakau ini rasanya khas, nikotin tinggi. Perokok yang sudah terbiasa dengan tembakau sili kenongo tidak akan pernah ke rokok lain,” katanya.

ads

Menurutnya sudah banyak perusahaan tembakau linting yang memproduksi tembakau sili kenongo dari Karangmulyo, bagi di wilayah Purworejo maupun daerah lain. Toko-toko tembakau di daerah ini pun banyak yang berbelanja tembakau dari desa tersebut.

Sebagaimana diketahui penghasil daun tembakau kering, Desa Karangmulyo menjadi salah satu centra pembibitan terbesar di Purworejo. Bibit Sili Kenongo dari desa ini pun ditanam para petani di daerah lain seperti Ketangi, Kemanuan, serta desa-desa penghasil tembakau kecamatan lain di Purworejo.

Saat ini petani di Desa Karangmulyo sedang berjibaku menanam dan merawat tanaman tembakau milik mereka. Diperkirakan pada awal September 2024 mendatang panen raya akan dimulai.

“Tembakau itu usianya pendek, dalam waktu paling lama 90 hari sudah bisa panen. Sejak bulan Juni sudah ada yang menanam, ya kemungkinan nanti bulan September panen raya akan dimulai,” imbuh Suparman.

Fatkhurochman, salah satu peneliti Tembakau dari Badan Risert dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Temu Teknis Penanganan Panen Pasca Panen Tembakau di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Purworejo tahun lalu sempat mengemukakan dari hasil penelitian Kabupaten Purworejo menjadi salah satu daerah potensial di Indonesia yang menghasilkan tembakau dengan mutu tinggi.

“Biasanya tembakau kualitas tinggi hanya ada dataran sedang hingga dataran tinggi. Purworejo ini beda, disini dataran rendah tapi panen tembakaunya tergolong dalam kualitas tinggi,”ucap Fatkhur

Ia menyebutkan, tembakau di Kabupaten Temanggung dan Magelang ditanam di dataran sedang hingga tinggi dengan ketinggian diatas 500 meter dari permukaan laut (mdpl). Maka wajar dua daerah ini mampu menghasilkan tembakau berkualitas terbaik di Jawa Tengah.

Sedangkan wilayah-wilayah penghasil tembakau di Purworejo, seperti Desa Karangmulyo dan Ketangi Kecamatan Purwodadi, Desa Pacekelan Kecamatan Purworejo berada pada dataran rendah dibawah 100 mdpl. Namun wilayah-wilayah ini terbukti mampu menghasilkan tembakau dengan mutu tinggi.

“Purworejo beda, rata-rata tembakau di sini ditanam di dataran rendah dibawah 100 mdpl tapi kualitas tembakaunya masuk kategori tinggi. Tembakau Purworejo punya ciri khas atau karakter mutu yang berbeda dengan daerah lain,” kata dia lagi.

Fatkhur mengemukakan, dalam lomba cipta rasa tembakau yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tembakau Purworejo berhasil menduduki rangking kedua. Dari segi cipta rasa. Tembakau Purworejo disebut setara dengan tembakau Madura dengan kategori semi aromatik.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!