- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Meski di Kabupaten Purworejo belum ada satupun warga yang dinyatakan terinfeksi Covid-19, Pemkab telah mengeluarkan keputusan tanggap darurat Covid-19 terhitung mulai tanggal 28 Maret 2020 pukul 00.00 WIB sampai dengan 29 Mei 2020. Keputusan itu didasari semakin cepatnya pertambahan orang yang masuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan semakin bertambahnya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kabupaten Purworejo.

Menyikapi permasalahan wabah Covid-19 yang terus mengancam keselamatan jiwa manusia, Ketua Fraksi Partai NasDem yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Purworejo, Muhamad Abdullah, mengeluarkan Surat Terbuka yang ditujukkan kepada Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM, dan Ketua DPRD Purworejo, Dion Agasi Setiabudi SIKom MSi.

Dalam surat terbuka itu, M Abdullah meyampaikan sejumlah keluhan dari masyarakat yang ia terima selama wabah Covid-19 menyerang Indonesia, khususnya di Kabupaten Purworejo.

Abdullah menulis, dalam kondisi seperti ini, masih terngiang dan terpampang jelas, kalimat Romansa Purworejo 2020. Namun, kun fayakun, qodarullah, semua ambyar, penyebabnya tak lain dan tak bukan karena pandemi virus corona (Covid-19) yang meluluhlantakkan dunia, termasuk Indonesia.

“Melalui surat terbuka ini, izinkan sedikit saya berbagi, meski mungkin masalah ini sudah sama-sama kita ketahui,” tulisnya.

ads

Menurutnya, hampir setiap hari pihaknya melihat sebagian warga yang masih melakukan aktivitas harian tanpa takut wabah virus corona. Mereka, para buruh, para pedagang kecil, para pencari rongsok, para petani, para ojol, para sopir, dan banyak lagi warga yang lain. Mereka punya prinsip ‘ora obah ora mamah.’ Tidak bergerak, tidak akan makan. Mereka hanya punya pegangan keyakinan, bahwa berjihad menafkahi keluarga lebih utama dibanding apapun.

“Mereka sebenarnya paham anjuran pemerintah, untuk tetap tinggal di rumah, tetapi mereka lebih yakin, dengan hanya tinggal di rumah, bisa-bisa keluarganya menderita kelaparan, itulah realita yang terjadi, mereka bahkan sering curhat, enak ya jadi PNS (ASN), tidak pernah ke kantor, tetapi tetap gajian. Enak ya menjadi anggota DPRD, enak ya menjadi pegawai pemerintah, enak ya, enak ya, enak ya. Itu sering kami dengar meski kita juga paham, tidak semua PNS atau pegawai pemerintah hidupnya terjamin dan sejahtera. Meski kita juga paham bahwa hidup sebenarnya sawang sinawang. Belum tentu yang kelihatan hidupnya enak atau bahagia,” jelasnya.

Menanggapi curhat mereka itu, Abdullah mempunyai usulan sederhana. Pegawai Negeri di lingkungan Kabupaten Purworejo berjumlah 7.913 orang dan Anggota DPRD 45 orang sehingga total berjumlah 7.958 orang.
Seandainya Bupati mau mengajak dan memberi contoh kepada mereka untuk peduli dengan menyumbangkan sebagian gajinya, katakanlah rata-rata 1 juta rupiah/orang maka akan terkumpul sekitar Rp8 milyar lalu bagikan kepada mereka.

“Saya yakin, warga yang bukan PNS, bukan orang kaya, bukan pengusaha, yang belum mendapat bantuan dari pemerintah. Mereka warga yang hidupnya tanggung dan sangat terdampak oleh pandemi corona ini. Mereka adalah warga yang ulet yang harus bergerak setiap hari untuk menafkahi keluarganya,” katanya.

Namun, Abdullah juga memohon maaf jika usulan ini diterima, agar tidak ditambahi gambar atau tulisan apapun yang dapat menimbulkan orang akan berpikir bahwa ini untuk melakukan kampanye. Jangan sampai terjadi pula kesan musibah Covid-19 menjadi arena kampanye terselubung. Cukup sudah membagi kalender dan stiker pada awal tahun kemarin.

“Untuk anggota NasDem siap memberikan sumbangan yang diambil dari gaji mereka,” tegas Abdullah. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!