- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Beredarnya video penganiaan yang dilakukan oleh terduga berinisial MDS kepada korbannya berinisial D di kawasan Pesanggrahan Jakarta Selatan akhir-akhir ini membuat sejumlah pihak turut prihatin. Bahkan, tidak sedikit tokoh  yang geram dan mengutuk keras perbuatan tersebut. Termasuk  Anggota DPRD Kabupaten Purworejo, Muhamad Abdullah, yang pernah menjabat sebagai Komandan Satuan Koordinasi Cabang (Dansatkorcab) Banser Kabupaten Purworejo periode 2002-2014.

Dalam video berdurasi 56 detik itu tampak seorang lelaki tergeletak di jalan dengan posisi tengkurep mengenakan celana dan baju warna hitam. Kemudian datang seorang pria mengenakan celana panjang dan baju lengan panjang warna hitam serta sepatu warna hitam menendang kepala korban sedikitnya 3 kali dan memukul kepala korban dengan tangan satu kali.

Diketahui korban merupakan anak dari salah satu pengurus GP Ansor Pusat. Kini video tersebut telah beredar luas dan viral sehingga mendapatkan respon keras dari berbagai pihak.

Menurut Abdullah, kendati kasus tersebut telah ditangani oleh pihak kepolisian dan telah menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka, masyarakat yang melihat video tersebut masih merasa geram dengan perilaku pelaku yang notabene anak seorang pejabat.

“Apa yang sudah dilakukan oleh MDS, dimana ayahnya adalah seorang pejabat di kantor Pajak di Jakarta tidak mencerminkan hal baik, namun perbuatan kejinya itu membuat masyarakat Indonesia menjadi geram,” kata Abdulah, Sabtu (25/2).

ads

Abdullah pun turut mengutuk keras setelah melihat video kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban D yang merupakan putra pengurus GP Ansor Pusat tersebut.

“Saya sungguh rasanya sangat geram. Saya yang aktif 3 periode di GP Ansor Kabupaten Purworejo dan satu periode Dansatkorcab Banser kabupaten Purworejo, darah saya serasa mendidih. Dapat kita saksikan betapa bengis, kejam dan brutal aksi itu, serta sangat jauh di luar batas perikemanusiaan,” tegasnya.

Melihat kasus ini, pihaknya menduga dan tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak MDS-MDS lain yang tak terekspose dan tak diproses karena kekuatan pengaruh jabatan maupun kekuatan finansialnya. Oleh karena itu, Abdullah berharap kepada APH untuk memproses kasus ini dengan terbuka, cepat, dan tepat.

“Apabila kasus ini tidak ditangani secara serius pasti akan menimbulkan reaksi keras dari sahabat-sahabat Ansor terutama Banser. Mari kita kawal dengan baik penanganan kasus ini agar tak masuk angin diperjalanan,” ungkapnya.

Menurut Abdullah, MDS yang usianya belum genap 20 tahun tabiat dan keangkuhanya malah seperti itu. Sehingga bisa dibayangkan kalau anak seperti ini kelak menjadi pejabat.

“Ya pasti kebrutalan dan kekejamanya bisa melampaui kasus besar yang belum lama ini menggemparkan publik. Selamatkan bangsa ini dari generasi- generasi jahat seperti ini,” tandas Abdullah. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!