Metro Times (Purworejo) Kepala desa atau kelurahan hingga camat se Kabupaten Purworejo diminta untuk melakukan pemetaan potensi bencana alam selama musim penghujan. Hasil pemetaan diharapkan dapat segera disosialisasikan kepada masyarakat.
Pesan itu disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, Prof Dwikorita Karnawati MSc Ph D, saat menjadi narasumber dalam dalam Critical Voice Point (CVP) yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informasi Purworejo di Pendopo Kabupaten, Senin (12/11) siang.
Hadir pada acara tersebut Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM, Kapolres AKBP Teguh Tri Prasetya SIK, Dandim 0708 Letkol Inf Muchlis Gasim, Kejari Alex Rahman, Ketua PN Sutarno, Sekda Said Romadhon dan lainnya. Mengangkat tajuk Kesiapan dan Antisipasi Menghadapi Bencana, peserta yang dihadirkan meliputi beberapa elemen yang kerap terlibat dalam kebencanaan.
“Sekitar 18 tahun lalu kami telah melakukan pemetaan, tetapi kami harapkan itu bisa kembali dilakukan oleh para kepala desa serta camat. Hasil itu selanjutnya dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, seperti BPBD,” kata Dwikorita.
Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim penghujan akan terjadi pada Desember 2018 hingga Januari 2019. Purworejo menjadi wilayah dengan tingkat kerawanan yang tinggi selama musim penghujan, mulai dari tanah longsor, banjir, hingga tsunami. Banyaknya wilayah yang berada di kawasan perbukitan atau pegunungan perlu mendapatkan perhatian lebih.
“Permukiman warga yang berada di lereng-lereng ini harus waspada. Kalau tiba-tiba lereng menggembung, air di dalam tanah mendesak, jika ada rumah di atasnya harus diungsikan,” ungkapnya.
Dwikorita berharap agar pemetaan kerawanan bencana dapat dilakukan segera mengingat intensitas hujan sudah mulai tinggi. Daerah-daerah yang berpotensi bencana perlu diberi rambu-rambu khusus sehingga warga dapat memahami.
“Saya juga mohon agar camat hingga kades bersama Dinas PUPR bisa menggerakkan warga untuk bersihkan drainase pada lereng,” tandasnya.
Sementara Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM dalam kesempatan itu menyatakan bahwa wilayahnya merupakan daerah rawan terjadinya bencana baik banjir, longsor maupun tsunami. Pihaknya mengapresiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang telah melakukan serangkaian kegiatan untuk menyiapkan masyarakat sejak dini.
“Di sejumlah daerah yang rawan longsor telah dilakukan beberapa sosialisasi agar warga paham jika ada ancaman sewaktu-waktu. Sedangkan penanganan banjir, saat ini telah dibangun parapet di sepanjang aliran Bogowonto, membangun saluran air agar air hujan mengalir lancar,” ungkapnya.
Bupati berharap bencana tidak terjadi di Purworejo. Kalaupun terjadi, pihaknya telah menyiapkan beberapa perangkat untuk melakukan penanganan.
“Bencana ini hal yang harus kita hadapi tiap tahun, jadi masyarakat tidak perlu risau,” jelas Bupati. (Daniel)