- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Idul Adha tidak hanya menjadi momentum kebersamaan, tetapi juga menjadi momen berbagi berkah dengan berkurban. Menjelang perayaan Idul Adha, umat Muslim di seluruh Indonesia bersiap untuk melaksanakan ibadah kurban. 

Namun, ketika menerima daging kurban, masih banyak di antara masyarakat yang belum tahu bagaimana cara mengolahnya dengan benar. Menanggapi hal itu, Lailatul Muniroh SKM MKes, ahli gizi Universitas Airlangga (UNAIR), memberikan beberapa tips dalam pengolahan daging kurban.

Lailatul Muniroh SKM MKes, ahli gizi Universitas Airlangga (UNAIR)

Lailatul menegaskan untuk memastikan kesehatan hewan kurban adalah langkah awal yang krusial. Bahkan jika perlu harus ada pemeriksaan dari dokter hewan untuk memastikan bahwa hewan tersebut sehat dan bebas dari penyakit. 

Tidak hanya itu, Lailatul menilai daging yang baik biasanya memiliki warna merah yang cerah dan tidak pucat. Lebih lanjut, ahli gizi UNAIR itu juga  juga menyarankan untuk memperhatikan kondisi fisik daging, seperti kekenyalan, tekstur, dan aroma.

ads

Dalam proses penyembelihan, Lailatul menyarankan menggunakan pisau tajam saat menyembelih agar proses cepat dan darah dapat keluar sepenuhnya dari hewan.

Penyimpanan Daging Tanpa Dicuci

Setelah penyembelihan, Lailatul menyarankan jangan langsung cuci daging. Ia mengajurkan untuk memotong daging sesuai kebutuhan dan menyimpan dalam freezer menggunakan plastik atau wadah kedap udara. “Ini akan memudahkan saat daging akan digunakan, tinggal ambil sesuai kebutuhan dan baru kemudian dicuci sebelum diolah,” ulasnya. 

Dalam hal mencuci daging, Lailatul menjelaskan bahwa sebaiknya daging langsung dimasak setelah dicuci. Menurutnya, mencuci daging sebelum memasak dan menyimpannya di freezer dapat meningkatkan risiko terkontaminasi mikroorganisme. 

“Jika kita cuci daging dan simpan di freezer, daging akan lembab dan menjadi media untuk tumbuhnya mikroorganisme seperti bakteri. Jadi, lebih baik potong daging, simpan kering, baru masuk freezer. Dengan cara ini, daging tidak akan mudah terkontaminasi dengan bakteri,” jelasnya. 

Jangka Waktu Penyimpanan

Lailatul menekankan bahwa penyimpanan daging kurban harus disesuaikan dengan waktu penggunaannya. Namun, untuk penyimpanan jangka panjang, ia menyarankan agar daging disimpan di freezer.

Lebih lanjut, Lailatul menjelaskan bahwa daging kurban tahan 6-12 bulan di freezer bila suhu di bawah minus 18 derajat Celsius. Sementara itu, daging yang disimpan di chiller hanya bertahan selama satu hingga dua hari.

“Kalau mau lebih lama awet bisa disimpan di freezer. Jika daging kurban akan digunakan dalam satu atau dua hari, cukup simpan di chiller. Untuk daging yang sudah diolah atau dimasak, bisa bertahan dua hingga tiga bulan jika disimpan dalam freezer,”  ujar Lailatul. 

Oksidasi Lemak

Lailatul menyoroti risiko oksidasi lemak pada daging yang disimpan terlalu lama. Menurutnya, lemak dalam daging dapat teroksidasi jika disimpan melebihi batas waktu yang dianjurkan, mengakibatkan perubahan rasa, aroma, dan tekstur daging.

“Mungkin bisa diberi label pada daging untuk tahu lama penyimpanan. Ini bantu cegah daging jadi kering dan rusak teksturnya. Jika daging disimpan lebih lama dari batas aman, bisa berubah kualitasnya,” saran Lailatul.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!