- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Anak balita belum memperoleh vaksin Covid 19. Namun bukan berarti anak balita bebas dari serangan Covid. Virus ini tidak membedakan dewasa atau balita. Virus ini akan menyerang semua yang bisa diserang.

Protokol kesehatan tetap nenjadi rumus utama untuk menghindarkan balita dari Covid 19. Sedangkan dalam usianya, balita seringkali masih belum mengerti ketika diberitahu mengenai Covid-19.

Lalu, bagaiman strategi efektif utk menolong balita agar patuh prokes untuk terhindari dari Covid 19 ?

Divisi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga bekerjasama dengan TP PKK dan Pemerintah Kota Surabaya, mengadakan Webinar dan Konferensi Pers dengan topik, Strategi Komunikasi Prokes Covid-19 pada Anak Balita di Kota Surabaya dan mengundang seluruh praktisi, akademisi, kader, wartawan, tokoh masyarakat, dan Mahasiswa.

ads

Divisi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga bekerjasama dengan TP PKK dan Pemerintah Kota Surabaya. Intervensi telah dilakukan di 20 kelurahan yang tersebar di seluruh Kota Surabaya. Lebih dari 100 media kesehatan yang dihasilkan.

Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriani Eri Cahyadi dalam sambutannya mengatakan, saya mengucapkan terima kasih kepada Dekan FKM UNAIR Santi Martini yang sudah mempercayakan kami untuk kepentingan masyarakat karena pemerintah kota Surabaya tidak bisa sendiri dalam memerangi Covid-19.

Rini Indriani melanjutkan, dan terima kasih juga kepada teman-teman mahasiswa yang bertugas untuk memberikan sosialisasi kepada para orangtua bahwa pentingnya Covid-19 ini karena pengertian ini sebenarnya kadang-kadang orangtua tidak paham. Mereka hanya diberikan keterangan Covid-19 seperti apa seperti apa. Saya sangat terbantu sekali karena Covid itu nasional dan masalah yang terbilang baru itu perlu pendampingan oleh tim-tim yang ahli dalam bidangnya. Bagaimana menangani memberikan pemahaman kepada anak-anak yang masih balita.

“Mohon doanya agar semua bisa berjalan dengan baik dan tidak akan ada lagi istilah baru namanya sekolah online sampai lulus, atau menjadi anak yang orang-orang bilang itu anak-anak lulusan online gitu ya nggak bagus buat perkembangan anak,” tutur Rini Indriani.

Sementara Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Santi Martini menyampaikan, selamat dan sukses kepada Ibu Rini yang telah mendapat Penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan. Kita semua sebagai warga Surabaya merasa senang. Dan juga berterima kasih Bu Rini yang telah mengijinkan kami dari FKM untuk menjadi tempat belajar para mahasiswa, karena kalau Ibu tidak mengizinkan maka kami tidak akan mendapatkan pengalaman belajar khususnya bagi mahasiswa kami.

“Kami sangat mengapresiasi dan sangat banyak terima kasih mudah-mudahan kerjasama ini tidak hanya berhenti di sini tapi kita akan lanjutkan yang berkaitan dengan strategi Komunikasi untuk pencegahan covid-19 khususnya kesehatan, tapi nanti kita akan kembangkan juga dengan konten-konten yang lainnya mungkin yang ada stanting kemudian aja tentang Healthy Lifestyle yang lain seperti perilaku merokok,” tandasnya.

“Kami Insya Allah, Bapak Ibu dosen yang juga sangat membuka tangan lebar-lebar untuk bisa bekerja sama seperti yang disampaikan tidak hanya kita menempatkan mahasiswa tapi juga kita memberikan pendidikan mahasiswa terhadap masyarakat yang jauh lebih bermakna lebih penting, sehingga apa yang kita lakukan itu memberikan manfaat kepada masyarakat yang ada di sekitar kita,” imbuhnya.

Kepala Divisi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku dr Sri Widati S.Sos., MSi., menyampaikan, tujuan dari kegiatan ini sebetulnya adalah untuk mencapai cita-cita kader. Kita latihan untuk melatih orangtua didalam menyampaikan pesan masalah Covid-19, sama seperti yang kita ketahui anak balita ini belum mendapatkan vaksin tetapi bukan berarti terhindar dari resiko penyebaran virus Covid-19.

“Anak usianya masih balita terkadang kita mempunyai kesulitan untuk menyampaikan pesan Covid-19 kepada mereka dan bagaimana mereka supaya bisa patuh, tentu saja berbeda kalau kita menyampaikan pesan kepada anak remaja. Kita melatih kader ibu balita yang kita buka langsung kepada anak balitanya ini kita menerapkan keilmuan yang ada di Universitas jadi anak-anak para mahasiswa yang kita libatkan ada 362 mahasiswa dan juga 14 pembimbing, ini sudah kita latih,” terang Sri Widati yang sekaligus penanggung jawab mata kuliah dasar media dan juga komunikasi pemasaran integrasi dari kegiatan pengabdian masyarakat.

Menurut Sri Widati, kita membuat media tidak mau langsung dibuat tetapi ada lima langkah dan ada enam langkah, yang pertama kali melakukan analisis masing-masing Kelurahan ini kondisinya seperti apa secara demografis seperti apa anak-anaknya. Jadi menggunakan media berdasarkan analisis.

“Kemudian kami membuat audio visual untuk berkomunikasi kepada anak-anak. Hasilnya banyak media, ada ular tangga, kemudian ada permainan anak, ada kartu, ada musik, ada film dan ada poster. Jadi banyak sekitar 100 media yang kami hasilkan dan semua media itu sudah kami upload di YouTube jadi bapak ibu semua kita lihat di Youtube PKIP FKM Unair tinggal di klik aja mau yang dari kelurahan mana misalnya Kelurahan Tambakrejo nanti Tambakrejo akan muncul, Kelurahan Karang Pilang nanti Karang Pilang akan muncul muncul,” tutup Sri Widati. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!