MetroTimes (Surabaya) – Pembangunan Kota Surabaya masa depan, dengan mengutamakan karakter kampung, akan menjadi pembangunan kota yang berkarakter sesuai historis dan budaya Surabaya.
Menurut Sutjipto Joe Angga Tokoh dan Pengusaha senior Surabaya,
aspek pembangunan seharusnya mencakup beberapa faktor seperti, perekonomian, sosial, budaya, sumber daya manusia, kesehatan, kebersihan, ketertiban, kemandirian, kesinambungan, dan sejarah.
Keunggulan dan karakter keaslian kampung di Surabaya belum maksimal untuk diberdayakan, sehingga pemberdayaan kampung untuk perekonomian warga kampung juga belum maksimal
“Semua potensi yang ada di kampung ini bisa digali dan dikembangkan. Namun kualitas pembangunan sangat tergantung dari pembuat kebijakan, yang mempunyai kemauan untuk mengangkat pemberdayaan Surabaya asli,” tegas SJ Angga yang juga politisi senior PDI Perjuangan atau Banteng Lawas.
Angga juga menyampaikan, khususnya di Surabaya , karakter arek kampung Surabaya lebih heroik, Wani menunjukkan ciri khas kampung, sehingga tinggal digali histori dari masing-masing kampung dan dikemas lebih indah, lebih profesional sesuai dengan keinginan pasar dan dipromosikan dengan bagus dan pemimpin kota harus hadir untuk menjadi jembatan dengan pasar dunia.
“Saya merekomendasikan konsep Kampung Tangguh dalam mengatasi Covid19 dikembangkan lebih luas dan gotong royong menuju kemandirian dalam berbagai aspek,” ujarnya
Khusus untuk wilayah yang masih kumuh saat ini, perlu penataan rumah penduduk dengan lahan satu sampai dengan dua hektar untuk superblock.
“Dalam masa pembangunan, warga yang terdampak penggusuran akan disewakan tempat disekitar atau dikompensasi sewajarnya untuk menyewa tempat tinggalnya dimana saja dan setelah selesai pembangunan diberi apartemen diatas mal dengan SHM strata title, serta diberi prioritas sebagai penyewa stand didalam mall tersebut,” jelas Angga.
“Kemajuan suatu kota untuk mencapai kemandirian secara ekonomi, kesehatan, sumber daya manusia dan keamanan, kota harus diusahakan blueprintnya yaitu kerangka kerja sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan. Supaya cepat atau lambat bisa tercapai target pembangunan perwilayah, perkawasan, perkecamatan, sampai perkampung,” terang Angga yang berharap Surabaya punya karakter asli Suroboyo. (nald)