MetroTimes (Selat Karimata) – Pada pelayaran di Etape ke – 8 dari Tarakan Kaltara menuju Ranai, 89 Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan 68, Satuan Latihan Kartika Jala Krida (KJK) tahun 2021 yang berlayar keliling Indonesia dengan KRI Bima Suci mengalami moment istimewa Mandi Kathulistiwa saat melintasi titik “0” di Selat Karimata, Sabtu (25/9) dini hari tadi.
Selain 89 Taruna Tingkat III Angkatan ke-68 Satlat KJK 2021, beberapa staf latihan dan anggota KRI Bima Suci yang belum pernah Mandi Khatulistiwa, juga wajib menjalani prosesi Mandi Khatulistiwa saat KRI Bima Suci yang ditumpanginya itu melintas titik koordinat 0 (Nol) derajat Garis Khatulistiwa di perairan Selat Karimata.
Menurut Komandan Satgas OBS Letkol Laut (P) Waluyo, S.H., M.Tr. Hanla., setiap Taruna maupun anggota TNI AL diwajibkan untuk melaksanakan Mandi Khatulistiwa disaat melintasi titik 0 garis Khatulistiwa.
Ritual ini lanjut Waluyo, sudah dilakukan oleh TNI AL sejak KRI Dewa Ruci ada di Indonesia pada tahun 1953, dan sekarang diteruskan oleh KRI Bima Suci dan Kapal-kapal perang yang ada di Indonesia.
“Mandi Khatulistiwa hanya dilakukan satu kali oleh setiap anggota yang melakoni ritual mandi khatulistiwa dan untuk hal ini personel mendapatkan sertifikat resmi dari TNI AL,” terangnya.
Bahkan kata Waluyo, mandi Khatulistiwa ini, sudah menjadi tradisi pelaut dunia ketika melewati Garis Khatulistiwa dan wajib diikuti seluruh awak kapal yang belum melakukan tradisi itu.
.
Prosesi mandi Khatulistiwa kali ini lanjutnya, diawali dengan pendadakan saat Taruna tertidur lelap. Dalam gulita para punggawa dari kerajaan bawah laut penguasa tujuh samudera mendobrak pintu-pintu kamar agar para penumpang KRI Bima Suci yang masih kotor keluar kamar dan digiring menuju geladak utama.
Digladak utama ini, para Taruna sudah disambut dengan guyuran air laut, hingga menambah dinginnya suasana. Kemudian terdengarlah obrolan dari dewa penguasa tujuh Samudera, Dewa Neptunus dengan Komandan Kapal agar segera dibersihkan penumpangnya, dengan prosesi mandi Khatulistiwa.
Setelah memenuhi segala persyaratan yang diminta oleh Dewa Neptunus dan melaksanakan prosesi Mandi Khatulistiwa, maka seluruh penumpang gelap sudah di sahkankan untuk bebas melayari segenap Samudera Raya dan disaksikan oleh penghuni lautan di atas geladak KRI Bima Suci.
Tampak hadir Dansatgas KJK tahun 2021 Letkol laut (P) Waluyo, S.E., M.Tr. Hanla., Palaklat KJK tahun 2021 Letkol Laut (P) Pungki Kurniawan, Palaksa KRI Bima Suci Mayor Laut (P) Sugeng Hariyanto, M.Tr. Opsla., serta Perwira KRI Bima Suci dan Perwira Staflat lainnya. (nald)