MetroTimes (Surabaya) — Anggota Asita Jawa Timur menyelenggarakan Musyawarah untuk memilih Ketua dan pengurus baru yang sesuai kinerjanya kembali ke sejarah 1971, untuk membangun kebersamaan anggota. Musyawarah Asita 71 diadakan di Amaris Hotel Darmo Surabaya, Rabu (12-7-2020).
Anggota Asita berkeluhkesa yang merasa tidak dicintai, tidak diindahkan oleh Asitanya, dan ujung-ujungnya merasa tidak bermanfaat.
“Asita yang sekarang disebut Asita 71. Asita yang harus bersama dan bermanfaat bagi anggotanya. Apabila ada perbedaan maka solusi pertama adalah di rangkul bukan di pukul,” terang Ahmad Aldjufri Ketua terpilih Asita 71.
Ahmad menambahkan, kita kalau ikut organisasi itu harapannya bermanfaat karena kita bersama-sama, tetapi ketika kita ikut tetapi tidak merasakan manfaat, bahkan kita malah bukan dirangkul tapi malah dipukul, malah ada eksen-eksen daripada oknum tersebut dalam memecat dan sebagainya, itu bukti bahwa kurang bisa merangkul.
“Kita di musyawarah ini tujuan pertamanya adalah sesuai dengan tema “Kebersamaan”. Dengan bersama kita akan semakin kuat dan akan bermanfaat bagi anggotanya,” imbuh Ahmad Aldjufri pemilik Kaha Tours.
Sementara wakil ketua Asita 71, Monas Tjahjono menyampaikan, kita ingin kedepan ini program terdekat adalah meyakinkan teman-teman, bahwa Asita 71 ini adalah yang betul. Dan kita ingin merangkul lagi teman-teman, supaya mereka bisa bergabung di Asita 71, dan kita akan membuat program yang berguna bagi anggota.
Anggota Asita 71, saat ini yang sudah bergabung lebih dari 80 dan akan terus bertambah. Dan diharapkan sampai 200 nantinya.
Lanjut Monas menjelaskan, kita seperti disampaikan pak ahmad, kita tidak bisa merangkul Asita, yang sekarang ini tidak bisa merangkul anggota. Tidak bisa memberi manfaat kepada anggota dengan adanya organisasi ini. Kami ini berusaha untuk meyakinkan ke anggota, baik nanti yang akan bergabung. Kita berharap semuanya juga bisa bergabung, itu mereka mendapatkan dampak yang positif dengan kepengurusan kami. (nald)
