- iklan atas berita -

 

Metro Times (Surabaya) — Surabaya Raya, yang terdiri dari Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik memasuki masa PSBB tahap ke 3, yang berlaku dari tanggal 26 Mei sampai 9 Juni 2020.

Penyebaran Covid-19 di Surabaya belum mengalami tanda-tanda penurunan, justru terlihat tren yang menaik.

Siti Anggraenie Hapsari, S.H., Calon Wakil Walikota Surabaya dalam Pilwali 2021, mengatakan, adanya Covid-19 ini, saya rasa prihatin sekali karena Surabaya ini kelihatannya kurang berhasil penekanan di dalam kecepatan pemaparan Covid. Ini tentunya ada berbagai sebab yang pertama, penanganan Covid-19 yang setengah-setengah. Kedua, PSBB dengan banyaknya pengecualian itu juga menjadi suatu terobosan untuk masyarakat menafsirkan, bahwa saya adalah termasuk yang dikecualikan untuk tetap melakukan kegiatan usaha. Ketiga, membina mental masyarakat ini harus diperlukan dan itu harus ada punishment (hukuman), kalau tidak ada sanksi yang tegas, maka masyarakat tidak takut.

Lebih lanjut Henny sapaannya mengutarakan, masyarakat sekarang katanya sulit secara ekonomi tetapi menjelang lebaran semua berjubel di toko pakaian. Bukan hanya sekedar bahan pokok sembako, tetapi toko pakaian yang bukan merupakan kebutuhan primer itu juga diserbu masyarakat. Dan ini saya rasa belum ada sangsinya. Saya melihat tidak ada sangsi kepada mereka untuk ditegakkan, sedangkan ini masih dalam masa PSBB. Jadi penegakan aparat juga harus perlu di tingkatkan untuk menurunkan penyebaran virus corona.

ads

“Saya mengajak masyarakat Surabaya untuk mulai meningkatkan kesadarannya, karena penyebaran Covid-19 ini cepat sekali dan kita tidak tahu karena tidak kasat mata. Oleh karena itu kita perlu mencegah dan kalau perlu kita meningkatkan sel imun untuk diri kita sendiri,” harap Henny Ketua Ikatan Notaris Indonesia wilayah Surabaya.

“Kalau diri kita juga carrier (pembawa) virus Covid-19 dan tidak disiplin, maka akan menularkan ke orang lain, kan kasihan orang lain. Saya ini terus terang kasihan kepada petugas medis, para perawat, dokter, mereka mempertaruhkan nyawa dan mempertaruhkan keluarga, tetapi masyarakat tidak disiplin dan tidak mengingat akan hal tersebut,” terang Henny di kediamannya di Surabaya, Kamis (21/5).

Masyarakat diharapkan disiplin akan aturan PSBB, kalau tidak maka Covid ini tidak akan pernah selesai. Dan akan sangat mengganggu perekonomian.

“Saya melihat dalam masa PSBB sekarang tunjangan dari pemerintah juga belum sampai kepada orang-orang yang tepat, yang membutuhkan. Ketika saya dilapangan mereka menangis-nangis, karena kondisinya sangat-sangat dibawah garis kemiskinan. Tetapi belum juga memperoleh bantuan. Sampai kapan daya tahan manusia ?,” pungkas Henny. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!