Metro Times Kendal-Lembaga Penyuluhan Konsultasi dan Bimbingan Hukum Islam (LPKBHI) bekerjasama dengan Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) lakukan penyuluhan dengan tema “Perlindungan dan Pencegahan Kekerasan terhadap Anak dalam Rumah Tangga”. LPKBHI dibawah naungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang berkomitmen untuk membantu bagi masyarakat kurang mampu yang membutuhkan bantuan hukum, baik kekerasan terhadap anak, perceraian dan kriminal lainnya.
Penyuluhan dilakukan di salah satu rumah warga di Desa Tambaksari, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. Acara dihadiri belasan warga perwakilan dari Desa Jatipurwo dan Tambaksari, Senin (24/05/2021).
Elok Faiqoh selaku Volunteer LPKBHI mengaku ingin membantu permasalahan yang dialami oleh masyarakat yang kurang mampu, agar meringankan beban mereka. “Adanya sosialisasi ini, semoga menambah informasi yang bermanfaat bagi masyarakat” paparnya.
Saat penyuluhan berjalan, antusiasme warga sangat tinggi. Beberapa kali mereka melontarkan pertanyaan kepada narasumber. Bahkan, tidak sedikit dari warga menceritakan pengalaman pribadi sebagai orang tua di forum, hingga terjadi perdebatan dan diskusi antar peserta.
Anissatur Rofiah sebagai narasumber sangat senang melihat warga tidak malu untuk berdiskusi dan berpartisipasi dalam Forum. Dia menambahkan setelah ini, akan sosialisasi lagi ke warga PKH maupun masyarakat umum tentang adanya bantuan hukum di LPKBHI. “Selaku Pendamping Sosial PKH Kecamatan Rowosari, sudah semestinya kita dapat bersinergi dengan lembaga dan instasi lain demi kesejahteraan masyarakat, serta akan memberikan bimbingan dan penyuluhan dengan maksimal jika dibutuhkan,” terangnya.
Selepas acara penyuluhan, istri Kades Tambaksari mewakili pemerintah desa mengucapkan terimakasih kepada LPKBHI dan Pendamping Sosial PKH yang sudah berbagai informasi bermanfaat bagi warganya, “Saya terimakasih lewat forum ini, sehinga kedepan jika ada dari warga kami yang membutuhkan bantuan hukum, kami tidak salah arah dan bisa merujuk ke LPKBHI UIN Walisongo Semarang”, pungkas Siti Nur Alimah.(Gus)
