- iklan atas berita -

Metro Times (Surabaya)  –  Sumber Daya Manusia (SDM) dibutuhkan untuk membangun sebuah  daerah, sehingga potensi daerah tersebut bisa berkembang maksimal untuk kesejahteraan rakyat. Tahun depan 2020, Kabupaten Tuban mengikuti Pilkada serentak untuk memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan lebih baik lagi bagi masyarakat Tuban.

Setiajit SH, MH., Calon Bupati Tuban 2020 – 2025 mengatakan, untuk kaum milenial ini yang pertama kita harus meningkatkan kompetensi mereka untuk berwirausaha startup, itu akan kita kembangkan maksimal pakai industri kreatif.

Gangguan dan godaan bagi generasi muda Indonesia saat ini yaitu coba-coba menggunakan narkoba.
“Yang mengkhawatirkan kaum milenial ini merupakan pasar besarnya narkoba, kita harus brantas habis dan juga menjegah jangan sampai nanti mereka tergoda untuk mencoba-coba narkoba sehingga ini akan menjadi ancaman bangsa Indonesia. Jangan sampai ada peredaran narkoba di Kabupaten Tuban,” cetusnya.

Indeks pembangunan manusianya Tuban relatif masih rendah 67,4 %, yang harusnya sudah di atas 70%.

“Ketertinggalan harus dikejar, satu persatu dari segi pendidikan, kesehatan, budaya dan sebagainya Itu yang akan mengarah pada peningkatan indeks pembangunan manusia,” ujar mantan Plt Bupati Jombang.

ads

Untuk pemberdayaan perempuan, lanjutnya, sekarang sudah kita mulai untuk mempercepat peningkatan kapasitas koperasi perempuan yang dikenal dengan koperasi wanita, maka koperasi wanita ini kita harus berdayakan di seluruh desa, sehingga nanti dicarikan jaringan produk-produk unggulan yang bisa dikelola oleh koperasi perempuan.

Menurut Setiajit SH.MH.,Kadis ESDM Pemprov Jatim ini untuk mengurangi kematian ibu melahirkan, sekarang itu disamping ada Puskesmas sudah ada Pustu, dan ada poskesdes. Sebenarnya Pustu dan poskesdes itu harus memiliki data ibu hamil. Bidan desa juga harus memiliki data ibu hamil yang memiliki resiko tinggi. Yang kedua tugas pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) itu ada tiga yaitu, Promotif, artinya mensosialisasikan agar masyarakat memiliki budaya sehat, dan kalau hamil makannya harus dijaga, dan kegiatannya juga harus dijaga. Yang kedua Preventif, artinya harus melakukan pencegahan, ibu hamil harus periksa kesehatan, mulai dari tingkat bidan, Pustu, Poskesdes, dan Puskesmas. Yang ketiga Rehabilitatif, Puskesmas yang jauh dari kota, harus memiliki rawat inap, sehingga tidak semua dirujuk ke Rumah Sakit Daerah.

Prosesnya tidak sekedar hanya bagaimana untuk mencegah kematian ibu melahirkan, tapi mulai dari Promotif, Preventif, dan Rehabilitatif harus betul-betul menjadi satu kekuatan dibidang kesehatan.

Di daerah karena adat istiadat atau masih kurangnya pendidikan, masih banyak orangtua menjodohkan dan menikahkan anak diusia dini.

“Pencegahan pernikahan dini masih bisa dilakukan kalau antara orangtua, pamong desa atau Kepala desa diberi sosialisasi undang-undang pernikahan. Pernikahan dini bisa terjadi karena memalsu identitas, dan tentu ada kerjasama dengan oknum KUA,” ungkapnya.

Biasanya orangtua yang di desa, kalau anaknya sudah umur 12 tahun itu katanya sudah kasep (terlambat), jadi perlu adanya penyuluhan pernikahan.

“Seluruh perangkat desa atau pamong desa harus menyatu untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Jangan sampai pamong desa juga ikutmembantu untuk mengganti tahun lahir,” harapnya untuk kemajuan perempuan.

“Caranya sebenarnya mudah, KUA mengadakan pemeriksaan awal, yaitu kita bisa melihat perkembangan tubuh orang. Karena ini Resti (Resiko tinggi), jadi yang bisa Resti itu umurnya kurang (muda) dan umurnya lebih, karena akan menyebabkan kematian ibu melahirkan. Anak yang dari orangtua umur muda itu bisa idiot dan prematur,” paparnya untuk kesehatan dan kesejahteraan keluarga warga Tuban. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!