- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Komite Sekolah SMA Negeri 7 Purworejo, angkat bicara terkait berita dugaan pungli, yang menyebar di kalangan masyarakat. Pihak sekolah juga menampik adanya penarikan sumbangan kepada wali murid, yang sifatnya memaksa atau dilakukan secara sistematis oleh manajemen sekolah.

Sekretaris Komite SMA Negeri 7 Purworejo, Sumarno, menegaskan pihaknya sampai saat ini sudah tidak lagi menerima sumbangan sesuai himbauan dari pemerintah.

Sebelumnya, lanjut Sumarno, SMA Negeri 7 Purworejo, memang memiliki budaya gotong royong yang diinisiasi oleh orang tua murid. Gotong royong dalam bentuk iuran sukarela ini digunakan untuk mendukung kegiatan kesiswaan yang cukup banyak.

Bantuan dari orang tua siswa, lanjut Sumarno, juga dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT PTT) yang karena aturan belum dapat dibiayai dari dana pemerintah, berbeda dengan tahun ini, GTT PTT sudah terpenuhi dari anggaran pemerintah.

“Sebelumnya memang ada sumbangan, dan itupun diinisiasi wali murid sendiri, dengan kesadaran dan kemampuanya masing-masing,” katanya, Selasa (26/7/2022), di komplek SMA Negeri 7 Purworejo.

ads

Untuk besarnya sumbangan yang telah diberikan oleh orang tua pada waktu itu, kata Sumarno, sangat beragam berkisar Rp200ribu hingga beberapa juta rupiah,  tergantung dari kemampuan dan kemauan orang tua siswa masing-masing.

Menurutnya, dari seribu siswa lebih, tidak semua orangtuanya memberikan sumbangan, karena kami menghimbau hanya untuk orang tua yang mampu, yang tidak mampu tidak usah menyumbang bahkan kita carikan beasiswa.

Menurut data sekolah, jumlah sidwa yang membantu/menyumbang tidak sampai 40 persen dari keseluruhan murid yang ada di SMA Negeri 7 Purworejo. Sumarno juga menunjukkan data rekapitulasi sumbangan yang telah diterima dalam 1 tahun pelajaran ini tercatat Rp547.150.000.

“Kalau tuduhan seluruh orangtua diwajibkan menyumbang jutaan rupiah, jumlahnya pasti sudah milyaran. Kami tegaskan, tidak wajib, bagi yang ingin dan mampu saja. Penyerahan sumbangan juga terserah kapan saja, tidak dibatasi waktunya,” ujarnya.

Sumarno mengungkapkan, setiap orang tua yang menyumbang juga menyampaikan kesediaannya masing-masing tentang jumlah sumbangan, menyesuaikan dengan kemampuanya.

Dikatakan, ada pula yang sudah menyatakan kesediannya menyumbang, tetapi tidak jadi hal tersebut tidak menjadikan masalah apapun, sekolah tetap memberikan pelayanan terbaiknya.

“Datanya ada, lebih banyak yang tidak memberikan sumbangan dibandingkan dengan yang menyumbang. Ingat, sumbangan itu sebelum ada larangan, kalau saat ini tidak ada lagi sumbangan,” imbuhnya.

Sumarno juga mengatakan, pihak sekolah todak meminta sumbangan apapun kepada orang tua murid saat pandemi Covid-19. Namun demikian, terdapat sejumlah wali murid yang dengan sadar memberikan sumbangan tanpa diminta atau dikoordinir secara sistematis oleh komite atau manajemen sekolah.

“Selama pandemi tidak ada permintaan sumbangan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Purworejo, Niken Wahyuni, mengungkapkan, seringkali ada kegiatan sekolah yang mendadak dan belum teranggarkan. Hal inilah yang menggugah kemauan orangtua siswa dengan sukarela membantu sekolah dengan memberikan sumbangan sukarela dan tidak mengikat, bersifat tidak wajib dan bebas tidak usah menyumbang bagi yang tidak mampu.

“Sebelumnya, sumbangan sukarela itu digunakan untuk memberikan honor GTT PTT yang belum dapat didanai dari sumber pemerintah karena belum memenuhi sesuai peraturan dan berharap dapat meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan tidak tetap (non PNS), lomba-lomba yang diikuti siswa yang bukan rutin tahunan, perbaikan sarana prasarana yang tidak teranggarkan dari dana pemerintah, dan juga yang berkaitan dengan kegiatan peningkatan pelayanan pendidikan,” katanya.

“Misal ada lomba yang sifatnya mendadak yang belum teranggarkan, maka kami serahkan kepada orang tuanya masing-masing untuk berpartisipasi membantu agar semua berjalan dengan lancar dan anak tetap berprestasi sesuai bidangnya masing-masing, karena kami juga harus merawat dan menjaga budaya berprestasi di sekolah kami, sedangkan sekolah memberikan dukungan sesuai kemampuan sekolah,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!