MetroTimes (Surabaya) – Undang-undang Omnibus Law Ciptaker atas inisiatif pemerintah dan telah disahkan oleh DPR RI. Munculnya UU Omnibus Law Cipta kerja mendapat banyak penolakan dari kalangan para profesional yang profesinya tercantum dan ada perubahan, demikian pula dari kalangan akademisi, dan yang paling keras menolak dari serikat pekerja dan buruh.
Tiga Konfederasi besar yang ada di Jawa Timur ikut mengerahkan 2000 anggotanya dalam penolakan Undang-undang Omnibus Law Cipta kerja.
“Hari ini tiga konfederasi besar yaitu, Konfederasi SPSI Jawa Timur, Konfederasi KSPI Jawa Timur, Konfederasi KSBSI Jawa Timur, dan Serikat-Serikat pekerja berkumpul memadati Kantor Gubernur Jawa Timur untuk menyuarakan Omnibus Law Cipta kerja yang umurnya baru tiga hari ini tidak hanya ditolak, tetapi dicabut,” terang H. Achmad Fauzi SH., M.Hum., Ketua DPD SPSI Jawa Timur di Kantor Gubernur Jawa Timur Surabaya, Kamis (8-10-2020).
Gelombang unjuk rasa datang dari Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, dan Surabaya. Untuk berbondong-bondong menyampaikan suara penolakan dan pencabutan Undang-undang Omnibus Law ciptaker oleh Presiden dan DPR RI.
“Kita perintahkan dengan instruksi jelas para ketua DPC se-Jawa Timur, untuk meminta tanda tangan Bupati / Wali Kota, para ketua DPRD, agar menandatangani menolak dan mencabut Omnibus Law Cipta kerja,” cetusnya.
“Untuk itu aliansi yang tergabung di Jawa Timur ini adalah sejarah, bahwa tahun ini pemerintah pusat menggoda keimanan daripada pekerja dan buruh di Jawa Timur. Bukan pemerintah daerah yang salah, maka itu kami jangan dibenturkan dengan aparat keamanan,” tegas Fauzi yang didampingi seluruh Serikat Pekerja dan aparat keamanan.
Fauzi menambahkan, kami akan melihat situasi kedepan, apakah forum pada hari ini perlu kita gelar lagi lusa, minggu depan, bulan depan dan lain-lain. Kita akan melihat situasinya sampai Presiden melihat suasana diseluruh antero Indonesia ini, bahwa ini murni suara rakyat, bahwa ini murni suara pekerja dan buruh di Jawa Timur maupun di Indonesia.
Kalau ditempat lain ada kerusuhan, ditempat lain ada inciden, tapi yakinlah kalau Serikat Pekerja yang turun, buruh yang turun, insyaallah dalam keadaan aman. “Saya minta seluruh pekerja, seluruh buruh di Jawa Timur yang hari ini all out menyampaikan aspirasinya, jaga jarak, jaga kesehatan, protokol kesehatan tetap menjadi nomer satu, nyawa tetap menjadi nomer satu, ekonomi nomer dua,” katanya.
Menurut Fauzi mewakili Konfederasi dan Serikat pekerja dan buruh yang lain, Apabila Bupati, Wali Kota, Gubernur, DPRD tidak merespon, maka kita akan memakai cara-cara rakyat, memakai cara-cara pekerja, memakai cara-cara buruh untuk digolnya sebuah tuntutan. Kita Istiqomah bergerak, kalau negosiasi nomer satu pilihan kita, ketika negosiasi tidak ada ruang, maka tidak menutup kemungkinan kita akan bergerak di jalan raya secara kontinyu.
“Kita mengharapkan Bapak Presiden Jokowi dan KH. Ma’ruf Amin untuk mempertimbangkan permintaan pekerja dan buruh rakyat kecil ini,” pungkas Fauzi. (nald)