Metro Times (Semarang) Ketua Umum Dharma Pertiwi Daerah D Ny. Septi Effendi didampingi para Ketua Dharma Pertiwi dari Pia Ardya Garini dan Jalasenastri melaksanakan ziarah nasional di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Jl. Sriwijaya Semarang. Selasa (2/4/19).
Ziarah yang dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke 55 Dharma Pertiwi dan HUT ke 73 Persit Kartika Chandra Kirana diikuti seluruh pengurus dan anggota Persit Chandra Kirana PD IV/Diponegoro. Jalasenastri dan Pia Ardya Garini. Kegiatan diawali dengan upacara di halaman utama TMP Giri Tunggal, dilanjutkan dengan tabur bunga di pusara makam para pahlawan.
Disela-sela kegiatan Ny Septi menyampaikan, tujuan dari kegiatan ini sebagai wujud penghormatan dan penghargaan serta mengenang jasa para pahlawan yang rela berkorban jiwa dan raga demi Negara dan Bangsa Indonesia.
Usai melaksanakan ziarah, kemudian dilanjutkan dengan anjangsana ke Panti Asuhan Gatot Subroto di Jl Sultan Agung No.145 Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang.
Ny Septi Effendi dalam sambutan yang dibacakan Wakil Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah IV/Diponegoro, Ny Teguh Muji Angkasa mengungkapakan, kegiatan anjangsana dilaksanakan guna mempererat tali silaturahmi dengan anak-anak dan pengurus Panti Asuhan Gatot Subroto, sekaligus dalam rangka peringatan HUT ke 73 Persit Kartika Candra Kirana tahun 2019.
“Walaupun kegiatan kami padat, namun selalu berusaha untuk menyempatkan diri berkunjungan ke panti asuhan ini sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan rasa cinta kami kepada anak-anak selaku generasi penerus bangsa,” imbuhnya.
Kehadiran kami di sini bukan sebagai orang lain tetapi sebagai orang tua mereka sendiri, kata Ny Septi Effendi. “Kalian adalah bagian dari tanggung jawab kami semua,” katanya.
“Keberadaan kalian disini bukan berarti terpisah dan sama sekali tidak berarti berbeda dengan yang lain-lainnya. Justru keberadaan kalian disini, dapat belajar apa sebenarnya makna dan hakekat hidup yang sesungguhnya,” ungkapnya.
Ketua Persit KCK Daerah IV/Diponegoro juga berpesan kepada anak-anak untuk rajin belajar dan berdo’a, agar kelak menjadi anak yang hebat, cerdas, berbudi luhur dan terampil dalam segala hal.
“Selagi masih anak-anak, banyak-banyaklah belajar, sebab belajar diwaktu kecil sama dengan mengukir diatas batu, yang berarti akan terus membekas/tidak mudah lupa. Sebaliknya kalau belajar diwaktu tua ibarat melukis di atas air, akan sangat sulit dilakukan karena mudah lenyap/ lupa”, tegasnya. (dnl)