Metro Times (Purworejo) Sejumlah pedagang di Pasar Baledono Purworejo mengeluhkan sepinya pembeli. Mereka meminta Pemkab Purworejo segera melakukan terobosan agar pasar dapat kembali ramai seperti sebelum terjadi kebakaran dan direvitalisasi.
Keluhan itu disampaikan sejumlah pedagang saat Bupati Purworejo Agus Bastian bersama Wakilnya Yuli Hastuti, Forkopimda, dan kepala OPD terkait melakukan monitoring bahan pokok penting (Bapokting) jelang lebaran 2019, Jumat 17 Mei 2019. Bahkan, pedagang mengajak bupati meninjau langsung Blok A lantai dua sisi utara yang menjadi lokasi paling sepi.
Sri Wahyuningsih, salah satu pedagang abrak bambu, menyebut sepinya pembeli telah terjadi sejak awal pasar ditempati pasca renovasi. Kondisi itu diperparah dengan masih banyaknya los dan kios yang kosong karena belum ditempati pedagang di lantai dua bagian utara.
“Pintu utara ini jarang ada yang melewati. Kami minta bagaimana caranya lah biar bisa ramai, mungkin di bawah sebelah pintu ini bisa ditambah parkiran biar pembeli masuk lewat sini,” sebutnya.
Selain jarang ada orang yang melewati pintu utara, juga masih banyak kios yang belum terisi. “Kios dan los yang masih kosong ini juga bagaimana caranya segera ada yang menempati,” ujarnya.
Pedagang lain yang berjualan sembako, Sri Utami, menyatakan hal senada. Menurutnya, masih banyaknya pedagang yang berada di luar menyebabkan Pasar Baledono sepi.
Lanjut Sri, konsumen lebih memilih belanja di luar karena tidak perlu repot naik-turun lantai dua pasar tersebut. Jenis dagangan yang dijual di luar dan di lantai dua pasar sama, yakni sembako, mulai sayur hingga bumbu kering.
“Sudah satu tahun lho sepi seperti ini terus. Mungkin angkot-angkot bisa dilewatkan depan pasar sebelum masuk kongsi, kalau sekarang kan baru sedikit, baru angkutan trayek Kaligesingan yang lewat dan ‘ngetem’ di parkir timur pasar,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Bupati Agus Bastian mengungkapkan bahwa sepinya pasar karena beberapa faktor. Antara lain telah ada banyak pasar desa dan kecamatan yang mudah dijangkau. Pedagang juga terlalu lama menunggu selesainya revitalisasi pasar Baledono sehingga banyak yang mengaku sudah mapan di lokasi baru.
“Tentu banyak pelanggan yang beralih langganan setelah Pasar Baledono terbakar 2013 lalu,” ungkapnya.
Untuk mengembalikan kondisi pasar seperti sebelum terbakar, lanjutnya, diperlukan kreativitas dan ada tampilan yang berbeda dengan pusat perdagangan lainnya. Tidak menutup kemungkinan, pengelolaan pasar dapat dipihak ketigakan.
“Kondisi ini memang jadi perhatian kami, tetapi kan butuh proses. Pedagang harus masuk sesuai kios mereka, setelah itu kita atur lagi. Sekarang ini campuran (pedagangnya,red),” tuturnya.
Terkait trayek angkutan perdesaan, bupati memerintahkan Dinas Perhubungan (Dishub) Purworejo untuk segera merealisasikan pengalihan jalur sehingga angkutan mamu melewati depan pasar atau Jalan Ahmad Yani.
“Saya mau mulai besok pagi (Sabtu, 18/5-red), (angkot,rad) harus sudah lewat sini (depan pasar),” tegas Bupati. (dnl)