MetroTimes (Malang) – Sebanyak 60 sekolah tingkat menengah atas (SMA) di Jatim mendapatkan wawasan tentang pengelola perpustakaan. Suntikan tersebut diberikan agar pengelolaan perpustakaan di lingkup sekolah sesuai standart yang berlaku.
“Tujuannya yakni agar dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan pengelolaan perpustakaan sekolah dalam mengembangkan pelayanan perpustakaannya sesuai standart yang berlaku,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Disperpusip Prov Jatim Dwi Widjajaningsih, SH, MSi saat memberikan laporan Pembukaan Workshop Perpustakaan tahun 2022 di Hotel Atria Kota Malang, Rabu (15/6).
Menurut Yani, demikian Dwi Widjajaningsih disapa, workshop yang digelar selama tiga hari, 15-17 Juni 2022 itu dinilai sangat penting. Selain untuk memberikan pertanggungjawaban dalam mengelola perpustakaan kepada akademisi sekolah, juga untuk mendorong peningkatan inovasi layanan perpustakaan berbasis teknologi.
“Perpustakaan sekolah juga perlu meningkatkan kualitas dan fasilitas layanannya dengan berinovasi mengikuti perkembangan kemajuan teknologi informasi,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, materi workshop yang disampaikan seputar kebijakan perpustakaan sekolah menengah sesuai standart perpustakaan nasional. Lalu, soal building learning commitment (BLC), pengelolaan bahan perpustakaan, layanan perpustakaan sekolah dan promosi dan inovasi.
“Disamping itu juga diberikan wawasan tentang nomor pokok perpustakaan, perpustakaan sesuai standart nasional dan juga tentang otomasi perpustakaan,” terangnya.
Yani kembali menjelaskan, narasumber yang dihadirkan berasal dari Universitas Gajayana Malang. Mereka akan mengupas tentang spiritual mind reflection (SMR). Selain itu, workshop juga akan diisi dari pejabat fungsional di lingkungan Disperpusip Jatim.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Jatim Dwiko Yudhi Widodo, SH, M.AP mewakili Kepala Disperpusip Jatim yang membuka acara tersebut menyampaikan pentingnya pengelolaan perpustakaan di dunia sekolah.
Menurutnya, pengelolaan perpustakaan sekolah tidak hanya memberikan warna interaktif edukatif yang lebih efektif dan efisien, tetapi juga berfungsi untuk meningkatkan proses belajar mengajar bagi guru dan murid di lingkungan sekolah.
“Yang jauh lebih penting juga yakni kegiatan tersebut disesuaikan dengan visi dan misi yang diemban perpustakaan sekolah,” katanya.
Dwiko menjelaskan, di Jatim sendiri terdapat 27.866 lembaga yang mengelola perpustakaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 17.862 lembaga perpustakaan sekolah.
“Untuk perpustakaan sekolah menengah atas sendiri sebanyak 2.244 sekolah,” terangnya.
Untuk itu, dirinya berharap, lewat workshop yang diadakan Disperpusip Jatim ini dapat semakin meningkatkan peran serta sekolah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebagai pembina akan terus melakukan pembinaan dan pengembangan perpustakaan. Sehingga dapat mendorong dan memotivasi peningkatan kualitas pengelolaan perpustakaan,” jelasnya.
“Kami berharap adanya kegiatan ini, pustakawan dan pengelola perpustakaan sekolah akan selalu meningkatkan profesionalitas dan kompetensinya dalam pengembangan perpustakaan sekolah. Sehingga tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud,” imbuhnya.(nald)