MetroTimes (Jombang) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta Keoala Daerah se – Jatim mendukung Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau Bank Daerah di Jawa Timur membuat inovasi program perkreditan yang murah dan mudah untuk masyarakat kecil khususnya pelaku usaha Mikro dan ultra mikro.
Menurut Khofifah, inovasi dan terobosan tersebut dibutuhkan guna percepatan pemulihan ekonomi Jawa Timur di masa gelombang ketiga Pandemi Covid-19.
“Tolong bantu pelaku usaha ultra mikro dan UMKM dengan kredit yang murah juga mudah agar sektor ekonomi bisa segera pulih. Beri mereka juga pendampingan agar modal yang diberikan bisa benar-benar termanfaatkan dengan baik,” ungkap Khofifah usai peresmian Gedung BPR Jombang, di Kabupaten Jombang, Senin (21/2).
Khofifah mengatakan sulitnya memperoleh pinjaman modal untuk usaha, mengakibatkan banyak pelaku usaha yang meminjam kepada rentenir maupun pinjaman online (pinjol) ilegal. Alhasil, bukannya usaha semakin maju, namun mereka justru terjerat dalam lilitan hutang.
Khofifah mengatakan, keberadaan BPR memberikan alternatif yang aman bagi masyarakat untuk menyimpan dananya karena dijamin oleh LPS, sekaligus juga dapat melayani kebutuhan masyarakat setempat akan pinjaman dari bank.
“Masyarakat kecil sering kesulitan mengakses lembaga keuangan formal seperti bank-bank besar. Nah disitulah seharusnya BPR memainkan peran strategisnya,” imbuhnya.
Khofifah menyebut bahwa cukup banyak masyarakat di Jatim, utamanya para pelaku usaha ultra mikro tidak memiliki modal sehingga mereka terjerat para rentenir. Untuk itu, kata dia, dibutuhkan dukungan dan kolaborasi semua pihak guna memutus mata rantai rentenir dan pinjol ilegal.
Sementara itu, Gubernur Khofifah menyambut baik peresmian Bank BPR Jombang Perseroda yang diharapkan dapat mendukung dan membantu meringankan pelaku usaha ultra mikro dan mikro di Jombang.
Salah satunya dengan turut menawarkan bantuan modal bagi pelaku usaha ultra mikro dengan bunga sebesar 3 persen setahun . Hal ini seperti yang telah dilakukan oleh Bank UMKM Jatim.
“Kami di provinsi lewat Bank UMKM Jatim menawarkan dan menyiapkan format pinjaman ringan dengan subsidi bunga sebesar 3 persen per tahun. Dimana pelaku usaha ultramikro bisa meminjam maksimal Rp 10 juta,” tuturnya.
“Jadi subsidi bunga ini berasal dari APBD Pemprov Jatim. Peminjamannya hanya di Bank UMKM Jatim, kami sudah mengkomunikasikan dengan OJK karena subsidi bunganya dari APBD Provinsi Jawa Timur,” tambah dia.
Secara khusus, Khofifah meminta kepada Pemkab Jombang bersama BPR Jombang Perseroda, bisa ikut memberikan pinjaman modal dengan bunga 3% per tahunnya lebih luas lagi. Dengan demikian, akan membantu pelaku usaha ultra mikro untuk bisa menjadi tambahan bantalan ekonomi sehingga pelaku usaha ultra mikro bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Sekaligus bisa terhindar dari jeratan rentenir.
“Saya berharap, Bank_ Nge_Wong_ Jombang yang di dukung oleh APBD ini bisa memberikan dukungan dan subsidi bagi pelaku usaha ultramikro agar mereka bisa mendapatkan bantalan ekonomi di Jombang,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Jombang Munjidah Wahab mengaku bersyukur atas peresmian sekaligus beroperasinya Pembangunan Bank Jombang yang identik sebagai Banke Wong Jombang. Dimana, bank ini merupakan salah satu BUMD milik Pemkab Jombang.
Keberadaan BUMD ini sangat penting untuk membantu putaran modal sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Sejak tahun 2011, Bank Jombang dipimpin oleh Tenaga Profesional muda dan berpengalaman di bidang perbankan.
“Alhamdulilah, sejak tahun 2011, kami memiliki aset hanya Rp. 38 Miliar dan belum punya Kantor Kas satupun. Namun, dalam waktu 10 tahun tepatnya tahun 2021, aset sudah mencapai 610 miliar dan mempunyai 26 jaringan kantor termasuk 1 kantor cabang fintech,” jelas Munjidah.
“Kami berharap, dengan diresmikannya gedung ini oleh Ibu Gubernur, dapat terus mengembangkan Bank Jombang, sehingga pada tahun 2024 nantinya dapat mencapai target asset senilai Rp. 1 triliun,” tutupnya. (nald)