MetroTimes (Surabaya) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berhasil meraih penghargaan Adhikarya Nararya Pembangunan Pertanian dari Kementerian Pertanian RI.
Penghargaan ini diberikan atas kontribusi dan keberhasilannya dalam mendukung strategi pencapaian peningkatan produksi pertanian.
Utamanya, karena berhasil mempertahankan Provinsi Jawa Timur sebagai penghasil atau produsen padi tertinggi nasional melalui inisiasi pertanian presisi, intensifikasi, dan optimalisasi lahan.
Penghargaan tersebut diserahkan Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin didampingi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kepada Gubernur Khofifah yang diwakili Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak di Istana Wakil Presiden RI, Senin (14/8).
Atas raihan penghargaan ini, Gubernur Khofifah menyampaikan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Pusat. Menurutnya, ini adalah hasil kerja keras seluruh _stake holder_ termasuk para petani, gapoktan serta perguruan tinggi sehingga Jatim bisa berkontribusi meningkatkan produksi pertanian nasional.
“Alhamdulillah, ini adalah capaian kita bersama. Terimakasih untuk para petani, peneliti di bidang pertanian, gapoktan serta perguruan tinggi dan semua elemen yang telah mendukung setiap upaya maksimalisasi pertanian di Jatim,” ungkapnya di Surabaya, Selasa (15/8).
Khofifah menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi di Jatim tahun 2020 mencapai 9,94 juta ton, tahun 2021 sebesar 9,789 juta ton dan tahun 2022 sebesar 9,53 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Dan produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 5,50 juta ton.
Ia mengungkapkan tingginya produksi padi ini salah satunya didorong oleh pemanfaatan teknik mekanisasi. Dimana, proses panennya sebagian sudah menggunakan _combine harvester_ sehingga bisa mengurangi potensi _loss_ 9 sampai 11%.
“Kemudian proses pasca panennya sebagian menggunakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) modern baik dryer maupun Rice Milling Unit (RMU). Cara-cara seperti inilah yang terus kita dorong untuk bisa dimanfaatkan semua petani di Jatim,” tukasnya.
Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, Pemprov Jatim juga telah menyiapkan berbagai program menuju pertanian presisi. Antara lain penggunaan varietas unggul (produksi tinggi dan tahan kekeringan/banjir) bermutu dengan masa tanam lebih cepat.
Selanjutnya, penggunaan pupuk secara berimbang dengan ‘7 Tepat. Yaitu tepat tempat, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu dan tepat sasaran.
Kemudian optimalisasi infrastruktur pertanian, utamanya yang berkaitan dengan produksi padi yaitu jaringan irigasi, dan penyesuaian pola tanam/pengelolaan tanaman pangan. Serta, penekanan susut hasil panen padi dengan optimalisasi alsintan pascapanen yang telah terfasilitasi ke kelompok tani, dan tersebar di Jawa Timur.
“Dan yang paling penting adalah kesejahteraan petani juga harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun,” jelasnya.
Sebagai upaya terus mendukung pembangunan pertanian di Indonesia, Gubernur Khofifah berkomitmen dan mendorong agar Jawa Timur terus meningkatkan kinerja dan produktivitas sektor pertanian, serta peningkatan konsentrasi tanaman pangan. Sehingga, tidak lagi hanya ditopang dari peningkatan luasan panen dan produksi tanaman padi.
“Kami akan terus melakukan upaya-upaya terintegrasi baik dengan pusat maupun daerah-daerah dengan hasil pertanian tinggi di Jawa Timur untuk peningkatan produktivitas pertanian khususnya tanaman pangan,” katanya.
Juga segera melakukan percepatan program diversifikasi dan pengembangan pangan yang berdasarkan riset. Kemudian juga dengan melakukan pendampingan bagi UMKM-UMKM yang ada di sektor pertanian serta mendorong UMKM agar naik kelas.
“Kita dorong, kita bantu agar UMKM bisa mengekspor produknya, memperoleh akses pasar langsung serta meningkatkan kualitas produk dan konsistensi produksinya” katanya.
“Akan terus kami lakukan sesuai arahan Pak Wapres pada saat menyerahkan penghargaan ini,” tambahnya.
Sementara itu Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin dalam sambutannya meminta agar kinerja pertanian dapat ditingkatkan dalam menopang kemungkinan adanya krisis pangan global. Artinya, capaian sektor pertanian Indonesia harus berada pada level sebelum masa pandemi.
“Capaian kita belum kembali ke situasi normal karena itu kita masih dituntut untuk bekerja lebih keras lagi dan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan. Saya menyambut baik inisiatif Kementan untuk pemberian Adhikarya Pembangunan Pertanian sebagai penghargaan atas dedikasi dan kerja keras berbagai pihak,” katanya.
Selain pada Gubernur Jatim, Penghargaan Adhikarya Nararya Pembangunan Pertanian juga diberikan pada 9 Gubernur lain. Diantarany, Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Lampung, Pj. Gubernur Banten, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Kalimantan Selatan, Gubernur Nusa Tenggara Barat, dan Gubernur Sulawesi Selatan.
Tampak pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, beserta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas yang juga menerima Penghargaan Adhikarya Utama. Serta ada 12 Bupati yang menerima penghargaan Adhikarya Pratama karena telah memberikan dukungan maksimal dalam penyediaan pangan nasional, salah satunya Kabupaten Lamongan.
(nald)