- iklan atas berita -

 

 

MetroTimes (Sidoarjo) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur melakukan kunjungan lapangan ke UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PATPH) yang ada di Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (20/2).

Gubernur Jawa Timur memberikan apresiasi terhadap inovasi teknologi yang dilakukan UPT Pengembangan Agribisnus dalam budidaya melon khususnya dengan membuat melon berbentuk kotak dan berbentuk hati atau sering disebut love.

” Saya mendorong berbagai bentuk inovasi teknologi dalam budidaya melon ini agar diarahkan untuk dapat meningkatkan daya saing dan menambah daya tarik melon sehingga dapat membawa melon sebagai komoditas bisnis unggulan dari sub sektor hortikultura ” kata Khofifah usai keliling arena budidaya melon yang sedang berbuah siap panen.

ads

Melon kotak dan love yang dikembangkan merupakan jenis melon Golden Langkawi dengan sasaran pasar menengah ke atas dan dibudidayakan sesuai standar keamanan pangan (SOP/GAP).
Dengan inovasi tersebut memberikan pengaruh terhadap harga jual melon di pasaran.

Sampai saat ini, pemasaran melon yang diproduksi UPT PATPH untuk yang jenis
Bulat melalui Hoky dan Geofresh sedangkan yang berbentuk kotak dan love melalui Hoky, Geofresh dan Sewu Segar Nusantara (SSN).

Dari sisi analisa usaha, untuk memproduksi melon bulat dibutuhkan
biaya produksi melon bulat sekitar Rp. 10.000,- pertanaman. Dari 1 buah yang dihasilkan rata-rata memiliki berat 1,5 kg dengan rata-rata harga mencapai Rp. 27.000 per buah. Sedangkan dengan inovasi bentuk Melon Love dan Kotak, biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp.14.000 pertanaman dengan harga jual melon kotak mencapai Rp 45.000/buah, dan melon Love mencapai Rp.50.000/buah.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dalam 1 pohon diatur dengan menyisakan 1 buah melon yang dipelihara sesuai SOP. Perkiraan keuntungan menanam buah melon kotak dan love ini bisa mencapai 30 – 45 % dari biaya produksi dibandingkan dengan melakukan budidaya melon bulat.

Inovasi yang dilakukan UPT PATPH ini dapat diadaptasi oleh petani melon untuk dapat meningkatkan daya saing produk dan melakukan penetrasi ke pasar modern sehingga pendapatan petani juga meningkat.

“Terus lakukan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing sektor pertanian kita,” tuturnya sebelum meninggalkan UPT dibawah koordinasi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur ini. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!