Sistem Penerimaan BPNT Di Kendal Masih Perlu Pembenahan

0
379
- iklan atas berita -

 

Metro Times (Kendal) Masih diperlukannya sebuah pembenahan dikarenakan masih banyak kekurangan yang harus dibenahi dalam sistem penerimaan bantuan langsung nontunai seperti terlalu lama keluarnya up date data terbaru dari pusat, padahal dari pihak desa sudah menyampaikan data terbaru sejak 6 bulan lalu disampaikan Kepala Desa Kedunggading Kec Ringinarum, Budiyono.

Budiono menyampaikan hal itu saat menghadiri Sosialisasi Bantuan Sosial Pangan Kabupaten Kendal Tahun 2019 di Pendopo Kabupaten, Selasa (26/2).

Kendala lainnya adalah masih mengalami kesulitan ketika memasukkan data baru ke pusat, karena aplikasinya tidak bekerja dengan lancar, sehingga ketika memasukan data, sering ditolak atau tidak bisa masuk,” kata Kades Budi.

Kades Budi juga mengakui masih banyak penerima bantuan yang tidak tepat sasaran, seperti keluarga mampu namun masih tercatat sebagai penerima bantuan. Sementara banyak warga miskin yang seharusnya menerima bantuan, malah tidak masuk dalam data, sehingga tidak mendapatkan bantuan.

ads

Sementara, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kendal, Subarso usai Sosialisasi tersebut menyampaikan, sebanyak 64.099 orang dari keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan pangan nontunai di Kabupaten Kendal tahun 2019 ternyata masih berdasarkan up date data bulan Mei 2018. Pasalnya, hingga saat ini Dinas Sosial Kabupaten Kendal belum menerima up date data KPM bulan November 2018 dari Kementerian Sosial.

Data penerima masih menggunakan data lama yang up date bulan Mei 2018, sementara data terbaru yang up date bulan November 2018 belum kami terima dari Kementerian Sosial Pusat,” katanya.

Masing-masing KPM mendapatkan bantuan senilai Rp 110ribu per bulan yang langsung masuk ke rekening penerima. Bantuan tersebut hanya bisa ditukar dengan beras dan telur melalui warung yang sudah dutunjuk. Untuk bisa mengambil bantuan berupa beras dan telur, penerima bantuan harus menunjukkan kartu semacam ATM untuk digesek di warung tersebut.

Subarso juga mengatakan, sementara ini rata-rata tiap desa hanya ada satu warung yang ditunjuk. Karena kendala jaringan internet, masih ada beberapa desa yang belum ada warung yang ditunjuk, sehingga untuk pengambilan beras atau telur dialihkan ke warung yang ditunjuk di desa sebelah. (Gus)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!