Metro Times Kendal – Untuk mendapatkan gambaran awal dinamika politik, isu politik lokal dan untuk mengetahui perilaku masyarakat menjelang pilkada, Pro Kendal sebuah media komunitas dan partisipasi publik mengeluarkan hasil survey persepsi publik.
Survey yang dilakukan juga untuk mengidentifikasi tingkat kepercayaan masyarakat, mengukur pengetahuan masyarakat terhadap segala hal yang terkait pilkada.
Selain itu, juga bertujuan mengidentifikasi popularitas, akseptabilitas dan elaktibilitas bakal calon bupati dan wakil bupati Kendal periode 2020-2024.
Divisi Litbang Pro Kendal Muhammad Fatah Agung Nur Tirta Husada yang biasa disapa Fatah mengatakan, Pro Kendal melakukan survey serentak selama sembilan hari sejak 23 Juni hingga 1 Juli 2020 kemarin.
Metodologi survey dilakukan dengan menggunakan 1.058 responden yang dipilih secara acak dengan asumsi keragaman berbasis desa atau kelurahan dan berusia diatas 17 tahun.
“Responden kita wawancarai secara tatap muka,” kata Fatah, rabu (5/8/2020).
Dalam menjamin tingkat akurasi data dan meminimalkan kesalahan (error) kata Fatah, ditetapkan tingkat kepercayaan survey sebesar 95 persen dengan margin of error 3,01 persen.
Fatah membeberkan hasil lengkap temuan survey terkait Persepsi Publik terhadap Kepemimpinan dr. Mirna Annisa, M.Si – Drs. Masrur Masykur di Bidang Pembangunan infrastruktur jalan dan pelayanan publik.
Sebanyak 8,03 persen responden menjawab sangat bagus, 66,07 persen menjawab bagus, 16,27 persen menjawab biasa saja, 4,25 persen menjawab buruk, 0,25 persen menjawab sangat buruk dan 5,10 persen memilih untuk tidak menjawab.
Sedangkan Persepsi Publik terhadap Kepemimpinan Bupati dr. Mirna Annisa, M.Si dengan Bupati – Bupati Sebelumnya dari hasil Pemilukada langsung, sebanyak 66,81 persen responden menjawab lebih baik, 6,62 persen menjawab lebih buruk, 22,12 menjawab sama saja dan sisanya 2,46 persen memilih tidak menjawab.
Sementara, pengetahuan Responden terhadap Bakal calon Bupati/Wakil Bupati (Top Of Mind) , sebanyak 62 persen responden menjawab tahu dan sisanya 38 persen menjawab tidak tau.
Jika Pemilukada dilakukan hari ini (Kalender Survei) elaktibilitas Mirna Annisa jauh melejit diatas para kandidat lain. Elaktibilitas Mirna mencapai 39,98 persen, Tino Indra Wardoyo 3,97 persen, Windu Suko Basuki 3,69 persen, Ustad Ali Nurudin 5,20 persen, Falah Widya Yoga Pratama 3,31 persen, Prapto Utono 0,19 persen, Gus Ulil 0,19 persen, Dico 0,19 persen, Mustamsikin 1,04 persen, lainnya 6,33 persen dan yang tidak menjawab atau tidak tahu sebanyak 35,91 persen.
Dirinya menyimpulkan, Persepsi publik dan tingkat kepuasan terhadap kepemimpinan dr. Mirna Annisa, M.Si – Drs. Masrur Masykur baik dibidang pembangunan infrastruktur jalan, pelayanan publik, kesehatan dll dianggap BAGUS. Namun, pengetahuan Responden terhadap nama –nama bakal calon Bupati/wakil Bupati masih sangat minim.
“Responden mengenal Bakal calon Kandidat sebatas dari Baliho dan Sosial Media,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan 3 alasan utama responden memilih calon pemimpin mereka, yakni Track Record yang bersangkutan berhasil membangun Kendal sebesar 73,90 persen, Visi Misi dan Program kerja menarik sebesar 46,12 persen dan diberi Uang/Sembako dan lainnya sebesar 38,84 persen.
Ditambahkan, ada sebanyak 84,30 persen responden menghendaki calon pemimpinnya turun ke warga agar dipilih pada Pemilukada 2020 mendatang.
Tak kalah menarik, Fatah juga mengupas isu lokal dan menjadi harapan responden yang mendesak untuk segera ditangani oleh pemimpin terpilih nanti antara lain, kesehatan, pendidikan, layanan publik, bansos, lingkungan hidup, SDM dan ekonomi.
Dibidang Kesehatan masih diperlukan adanya upaya peningkatan layanan kesehatan di desa-desa dengan pemberdayaan Posyandu dan disediakannya mobil layanan kesehatan “Ambulance Keliling”.
Bidang Pendidikan, harapan lebih ditingkatkan layanan kepada pendidikan non formal, terutama gaji guru honorer & guru ngaji masih mendominasi.
Layanan Publik, dibidang ini adanya upaya layanan cepat dan terpadu dalam pengurusan administrasi di Pemerintahan masih sangat diharapkan masyarakat Kendal.
Sementara isu Bansos masih ditemukan bantuan baik dari pusat/provinsi, kabupaten yang belum tepat sasaran, merata dan memenuhi rasa keadilan.
Lain halnya di Lingkungan Hidup, di bidang ini masih dibutuhkan pengelolaan sampah terpadu di desa-desa melalui bank sampah, serta penegakan PERDA yang kuat agar masyarakat sadar terhadap lingkungan terutama membuang sampah.
Berbeda dengan isu SDM, masyarakat tetap berharap adanya pelatihan keterampilan untuk calon tenaga kerja; serta dibukanya lapangan kerja yang lebih besar.
Di sektor Ekonomi, impian masyarakat agar dikembangkan pusat-pusat keunggulan ekonomi pedesaan berbasis komoditi unggulan desa melalui Bumdes, bantuan permodalan, peningkatan sumberdaya manusia, akses pasar dan perlindungan dari pemerintah dalam bentuk Peraturan Daerah sangat dibutuhkan.
Lebih jauh Fatah menyampaikan, petahana memiliki modal elektabilitas awal yang cukup 39,98% dan jauh meninggalkan bakal calon lainnya yang masih dikisaran 5% bahkan dibawah itu.
“Jika Pemilukada dilakukan hari ini (Kalender Survei) maka dr. Mirna Annisa, M.Si sebagai bakal calon Bupati (Petahana) berpeluang terpilih kembali karena dianggap berhasil memimpin Kab. Kendal pada periode kepemimpinannya,” tandasnya.
Sementara untuk posisi bakal calon Wakil Bupati, mayoritas responden masih menunggu hasil rekomendasi dari Partai Politik dan penetapan resmi KPU.
“Muncul 3 nama yang memiliki dukungan awal cukup baik, yakni Falah Widya Yoga Pratama, sebanyak 7,84 persen, H. Mustamsikin : 7,66 persen dan Dico M. Ganindito : 4.44 persen,” imbuhnya.
Dirinya kembali menegaskan, hasil diatas adalah kondisi saat ini (Kalender Survei) dan bisa berubah bersamaan dengan tahapan proses sampai dengan pelaksanaan pemungutan suara tgl 9 Desember 2020.
Disampaikan, variable yang paling dominan mempengaruhi elektabilitas pada umumnya antara lain, Figur Kandidat (pasca penetapan pasangan calon), Visi misi dan program kandidat, Pergerakan (mesin partai, pergerakan team, pergerakan kandidat), Strategi campaigne dan lain-lain.
Sayangnya Pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan berakhir membuat pergerakan Kandidat, Team Pemenangan dan Relawan guna meraih simpati pemilih tidak seperti Pemilukada sebelum-sebelumnya. Sebagaimana diatur dalam PKPU No. 5 tahun 2020 Pasal 8C : “Seluruh tahapan, program, dan jadwal Pemilihan serentak lanjutan harus dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan penanganan Corona virus Disease 2019 (Covid-19)”
“Variabel ini juga yang membuat penantang Petahana sulit mengejar ketertinggalan” ujar Fatah mengakhiri paparannya.(Gus)