MetroTimes (Surabaya) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Badan Silaturahmi Ulama Madura (BASRA) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (6/1) malam.
Tercatat sembilan orang Kyai asal Kab. Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep yang hadir pada pertemuan silaturrahim tersebut. Diantaranya, KH Imam Bukhori Kholil, KH Achmad Makki Nashir, Dr. KH Mukhlis Muhsin, KH Syafiuddin Abdul Wahid, Dr. KH Muhammad Aunul Abied Shah, Drs. KH Muhdhor Abdullah, KH Ali Rahbini Abdul Lathif, dan KH Sufyan Absi.
Gubernur Khofifah menjelaskan kehadiran para ulama Madura yang tergabung dalam BASRA kali ini untuk mendiskusikan pada upaya-upaya memajukan kawasan Madura dengan merujuk pada program kerja Nawa Bhakti Satya yang diusung Pemprov Jawa Timur. Hal ini disebutnya sebagai upaya memajukan dan memuliakan masyarakat Jawa Timur, termasuk masyarakat Madura di dalamnya.
“Tadi siang, saya bersama kepala OPD Pemprov Jatim mengadakan rapat kaitannya program kerja setahun mendatang dan kawasan Madura khususnya Madura Kepulauan merupakan salah satu prioritas dan komitmen kami,” ucap Khofifah.
Salah satu program prioritasnya, terang Khofifah adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk di kawasan Madura. Saat ini , Pemprov Jatim bersama Baznas Jatim berkomitmen untuk bisa mewujudkan satu keluarga satu sarjana. Silahkan dimanfaatkan semaksimal mungkin.
“Kami bersama Baznas Jatim memiliki program strategis bertajuk satu keluarga satu sarjana. Dimana, ini merupakan program efektif bagi mahasiswa guna membantu meraih gelar sarjananya. Silahkan diakses ,” ungkapnya.
Program ini sendiri, berfokus pada pemberian program beasiswa pendidikan bagi para guru Madin di lingkungan Ponpes, untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan tinggi atau Sarjana.
Selain itu, dari sektor pembangunan infrastruktur, Gubernur Khofifah menuturkan telah dan akan terus melakukan penyempurnaan sarana dan prasarana khususnya keluar-masuk Pulau Madura. Dicontohkan, salah satunya kehadiran Pelabuhan Jangkar di Situbondo yang keberadaannya secara khusus bisa mempercepat akses dari Jatim sisi Timur menuju Madura. Pelabuhan Jangkar sudah menggunakan movible bridge sehingga aman bagi pengendara dan penumpang kapal penyeberangan.
“Ini cara kami memuliakan masyarakat Madura, melalui pembangunan di wilayah pelabuhan yang kita lengkapi kanopi.bagi pejalan kaki dan movible bridge dengan fasilitas baru, lengkap dan modern. Begitu pula dernaga di Dungkek Sumenep dan Gili Iyang Sumenep,” sebut Khofifah.
Terkait pembangunan infrastruktur Khofifah juga menyampaikan bahwa di
Kepulauan Sumenep juga sudah lebih banyak yang teraliri listrik. Pemprov Jatim bersama PLN berusaha memaksimalkan elektrifikasi di kepulauan Sumenep.
Melalui Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur juga mengirim tim medis lengkap yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, PPDS, perawat dan tim teknis memberikan layanan di kepulauan.
Khofifah berharap, dengan banyaknya program kerja yang telah disiapkan oleh Pemprov Jatim di Madura maka dukungan dari tokoh dan masyarakat Madura khususnya para Ulama Madura sangat penting. Hal ini karena kehadiran serta keikutsertaan para ulama akan memberikan kekuatan tersendiri dalam pensuksesan upaya pemuliaan sosial ekonomi masyarakat pasca pandemi dan upaya memajukan Madura.
Sementara itu, hadir sebagai ketua rombongan BASRA, KH Drs. M Syafik Rofie menyambut baik dan berterima kasih atas upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemprov Jatim selama ini bagi masyarakat di Pulau Madura. Dirinya berharap agar kondisi ini bisa terus dipertahankan di masa depan.
Dirinya menuturkan, kemajuan perekonomian diharapkan bisa menjadi fokus utama, sehingga bisa mewujudkan ekosistem baru yang lebih menarik generasi muda di Madura agar tidak tertarik untuk merantau ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia.
Para Ulama BASRA juga mendiskusikan peluang beasiswa bagi santri untuk masuk fakultas kedokteran, kemajuan berbagai sumber ekonomi masyarakat Madura seperti tembakau dan garam.
(nald)