Metro Times (Purworejo) Aksi penolakan sekelompok orang yang melarang polisi melaksanakan patroli di Desa Wadas Kecamatan Bener, menuai kontra di masyarakat setempat. Sejumlah warga mengaku terintimidasi dan takut, lantaran aksi tersebut. Polisi diminta tegas, dan tetap menjalankan fungsinya sebagai pengayom masyarakat, termasuk melalui patroli.
Kepala Desa Wadas Kecamatan Bener, Fahri Setyanto, membantah jika warganya menolak patroli polisi. Justru, sebagian masyarakat berharap polisi meningkatkan intensitas patroli di wilayahnya.
“Saya memohon kepolisian khususnya bapak Kapolres Purworejo, (supaya polisi) tetap melakukan patroli untuk menjaga keamanan di Desa Wadas dan sekitarnya. Kalau bisa dipersering,” katanya, kepada metrotimes, Selasa (9/11/2021).
Fahri, menegaskan, aksi penolakan terhadap patroli polisi, hanya dilakukan oleh sebagian kecil warganya. Sebagian besar warga justru menginginkan polisi lebih sering melakukan patroli.
“Kalau tidak ada patroli justru banyak warga yang takut dan kawatir,” tandasnya.
Menurutnya, pendapat itu memiliki dasar yang kuat. Pasalnya, wilayah Wadas yang ditetapkan sebagai Quarry (tambang) untuk pembangunan Bendungan Bener, hingga saat ini masih menimbulkan prokontra ditengah masyarakat.
“Jadi prokontra ini cukup meresahkan masyarakat, terutama yang setuju (dengan quarry,red),” ujarnya.
Fahri mengatakan, warga yang menyetujui lahanya ditambang, merasa terintimidasi oleh tindakan sekelompok orang yang menolak polisi berpatroli di wilayah Wadas.
“Banyak yang merasa takut, aktivitas sehari-hari takut, mau ke kebun takut, sehingga kami sangat memerlukan peran kepolisian untuk menjaga keamanan,” katanya.
Berkaitan dengan isu yang beredar, mengenai banyak anak-anak yang takut apabila polisi berpatroli, menurut Fahri, itu merupakan berita bohong.
“Kalau ada patroli anak-anak malah senang, polisi ramah dengan mereka (anak-anak). Katanya (isu,red) anak-anak sampai tidak mau sekolah karena takut dengan polisi, itu hoax,” tegas Fahri.
Hal senada juga disampaikan oleh, Rodhiyah, warga Wadas, yang mengaku takut apabila polisi tidak melakukan patroli di desanya.
“Saya malah ingin polisi sering-sering patroli, karena saya takut (kalau tidak ada polisi patroli,red),” ucapnya.
Rodhiyah, mengatakan, ketakutan dirinya disebabkan oleh perseteruan pendapat dan aksi dari antara masyarakat yang pro dan kontra dengan adanya quarry.
“Saya sejak ramai-ramai masalah ini (prokontra quarry), sudah tidak pernah ke kebun (karena takut,red),” ujarnya.
Sementara itu, Camat Bener, Agus Widiyanto, meminta masyarakat untuk menahan diri. Pihaknya juga menghimbau kepada warganya untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang menyebabkan keresahan di masyarakat.
“Kami mendukung upaya kepolisian untuk mewujudkan kamtibmas, termasuk di Wadas,” katanya.
“Kepada masyarakat saya himbau agar tetap kondusif, menghargai satu sama lain. Jangan sampai perbedaan (prokontra quarry) sampai menimbulkan keresahan,” tambahnya.