- iklan atas berita -

Metro Times (Kebumen) Aris Sumrambahyani (43) atau akrab disapa Aris merupakan Kepala Sekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Plarangan Kebumen. Ia membagikan pengalamannya saat berjuang untuk sembuh dari penyakit kanker payudara yang dideritanya sekitar delapan tahun yang lalu .

Sekitar tahun 2015 lalu, Aris merasakan nyeri di bagian dada dan diketahui ternyata ada benjolan yang tak wajar. Merasa ada hal yang tidak normal, ia datang ke puskesmas terdekat untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter saat itu menyampaikan kemungkinan itu tumor jinak, namun dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan ke rumah sakit.

“Setelah ada benjolan, saya mencoba mencari tahu melalui internet. Tapi tidak mendapatkan jawaban yang meyakinkan sehingga saya langsung ke puskesmas waktu itu,” cerita Aris, Senin (10/07).

Memang pada saat itu Aris mengaku ada perasaan takut dan ragu yang menghantui dirinya untuk menerima hasil yang tidak diinginkannya. Namun, ia bertekad untuk mengikuti rekomendasi dokter untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dengan berbekal surat rujukan yang diberikan puskesmas. Benar saja apa yang ia takutkan selama ini pun terjadi. Hasil pemeriksaan di laboratorium rumah sakit mendiagnosanya mengidap penyakit kanker payudara.

“Sempat syok mendengar informasi itu, tapi keluarga terus menguatkan saya agar terus kuat dan mampu untuk melewati cobaan dari Tuhan ini,” sambung Aris.

ads

Aris melanjutkan, dokter di RSUD Soedirman Kebumen yang melakukan pemeriksaan saat itu menyarankan untuk segera dilakukan tindakan operasi untuk pengangkatan kankernya. Namun ia meminta waktu beberapa waktu untuk melakukan persiapan mental karena sepanjang hidupnya belum pernah dioperasi. Selain itu, ia juga terus memikirkan biaya operasi dan biaya kemoterapi pasca operasi yang harus ia tanggung.

“Gimana tidak takut, belum pernah sekalipun operasi. Selama ini kalau sakit ya paling minum obat dari puskesmas sudah sembuh,” jelasnya.

Berkat dukungan keluarga serta penjelasan dari dokter yang menyampaikan bahwa seluruh biaya operasi dan kemoterapi dijamin oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), lantas ia pun menyatakan siap untuk dilakukan tindakan operasi. Usai dioperasi, dia menjalani rawat inap kurang lebih hampir satu minggu sampai kondisi tubuhnya membaik. Tak sampai disitu, ia tetap harus berjuang dengan menjalani pengobatan berkelanjutan yakni layanan kemoterapi rutin setiap dua minggu sekali.

“Sejak selesai operasi sudah tidak terhitung berapa kali menjalani kemoterapi, mungkin lebih dari setahunan. Karena saking lama dan seringnya kemoterapi, petugas di rumah sakit sudah kenal dan seperti keluarga,” ujarnya.

Ia mengaku sangat bersyukur karena seluruh biaya pengobatannya dijamin oleh Program JKN. Ia tidak menyangka penyakit kanker yang tergolong sebagai penyakit yang membutuhkan biaya pengobatan yang mahal, dijamin oleh JKN. Sempat terpikir olehnya waktu, jika tidak dijamin JKN maka ia akan menjual aset-asetnya untuk biaya pengobatan.

“Terima kasih JKN, terima kasih BPJS Kesehatan yang sudah membantu pengobatan saya selama ini sampai dinyatakan sembuh,” ucapnya.

Aris juga mengungkapkan penggunaan JKN untuk berobat sangat mudah. Tidak ada kendala apapun saat ia memanfaatkan JKN, mulai dari puskesmas sampai dirujuk ke rumah sakit. Menurutnya, saat itu ia mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh petugas.

“Waktu itu manut saja apa yang didawuhke sama petugas. Alhamdulillah, operasinya lancar dan sangat bersyukur sekarang sudah sembuh,” ungkap Aris.

Meski saat ini sudah dinyatakan sembuh berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang terakhir, ia masih kontrol ke puskesmas untuk mengecek kondisinya dan konsultasi ke dokter dengan berbekal Kartu JKN yang dimilikinya. Ia juga saat ini mulai menjalankan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat yang bergizi seimbang (Dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!