Metro Times (Wonosobo) – Aliansi Masyarakat Wonosobo hari ini,(24/11) melaksanakan Demo Tolak Keras Rizieq Shihab dan FPI.
Ditengah hujan yang mengguyur sejak pagi, kegiatan tersebut dilaksanakan di Plaza dieng Boluevard Centrum Kota Wonosobo, diikuti oleh 112 peserta dengan standart protokol kesehatan yang maksimal.
Menurut koordinator sayap NKRI Taufiq menyampaikan bahwa Indonesia tidak butuh FPI yang separatis dan radikal. “Saya selaku masyarakat menyayangkan Rizieq Shihab dengan gerombolan FPI ada di Wonosobo, dia pemecah belah bangsa, provokator adu domba. Kami masyarakat Wonosobo memohon FPI dibubarkan sesuai statemen Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya,” tuturnya saat diwawancarai Metro Times.
Sedangkan sisi tata krama yang parah diluapkan oleh salah satu santri dalam demo tersebut. “Indonesia sudah nyaman dengan Islam ajaran lemah lembut, bukan seperti FPI, apalagi Rizieq kalau ngomong asal nyeplos tidak di fikir dahulu, meresahkan umat, merusak Islam, dia bukan Imam Besar Islam, mash banyak Kyai yang berpendidikan, adab, kelilmuan yang baik. Intinya kami Santri Wonosobo tidak ingin Rizieq Shihab,FPI,HTI, dan kaum separatisme tumbuh disini. Jika mereka mau merusak keberagaman maka kami rakyat bersama POLRI dan TNI akan mengahadapi FPI beserta gembongnya demi keutuhan NKRI.” Papar Ari santri Jawar wonosobo.
Adrenalin masyarakat yang memanas memang wajar, karena semenjak Rizieq Shihab kembali ke Tanah Air, kegaduhan, caci maki, terhadap Polri TNI dan pemerintah dilontarkan penuh kontroversi.
Harapan masyarakat FPI dan gembongnya yang meresahkan nantinya bisa sirna di wonosobo dan Indonesia.
Puncak acara demo ditandai dengan pembakaran poster, Rizeq dan FPI oleh masa.
” Ini kami bakar poster FPI agar negara tahu, kami sebagai mahasiswa berbaur dengan masyarakat resah FPI arogan tapi tak berisi, mereka tidak ikut mendirikan negara Indonesia mereka hanya perusak, mereka hanya gerombolan seperti kurawa yang payah. Pada dasarnya FPI mengusik TNI POLRI, maka rakyat berada digaris depan mahasiswa akan terus berjuang”. Pungkas Ahsani salah satu mahasiswa Unsiq.(Arr)