Metro Times (Purworejo) Bencana banji dan tanah longsor yang sering terjadi Kabupaten Purworejo menjadi perhatian bagi semua pihak. Seperti yang dilakukan oleh para developer perumahan. Salah satunya PT Arahiwang Cipta Manunggal yang melakukan berbagai upaya untuk menjamin genangan air tidak terjadi di perumahan milik mereka.
Meski upaya tersebut sudah dilakukan sejak awal, sebelum sebuah kawasan perumahan dibangun.
Pihak Marketing PT Arahiwang Cipta Manunggal Galih W mengatakan, langkah awal yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana, tentunya dengan mencari calon lokasi perumahan yang bebas bencana.
“Tim kami melakukan survey, memastikan bahwa sebuah lokasi aman, penelusuran antara lain dengan menggali informasi dari masyarakat, terkait masa lalu calon lokasi, apakah sudah pernah terjadi bencana atau belum,” katanya.
Apabila mendapat kepastian sebuah lokasi aman dari bencana, maka proses lanjutan terkait perizinan ditempuh perusahaan.
Perizinan antara lain menyoal tentang garis sempadan, IMB, pengeringan, izin pemanfaatan tanah, izin lingkungan, amdal, amdalalin, dan perizinan lain yang diperlukan.
“Soal izin juga, kami tidak berani main-main, semua harus procedural, tidak boleh ada yang dilanggar,” tegasnya.
Setelah proses perizinan selesai, dimulailah pembangunan kawasan. Developer memperhatikan betul soal banjir, yakni dengan membangun drainase yang mumpuni dan cukup.
Kanal-kanal kecil dibangun di sepanjang jalan, menghubungkan tiap-tiap rumah dengan saluran pembuangan air hujan.
“Kanal ini juga dipisah, tidak untuk saluran buang limbah rumah tangga. Drainase jalan ini hanya berfungsi jadi saluran pembuangan air hujan menuju sungai besar,” terangnya.
Galih mencontohkan, perumahan Pesona Arahiwang yang dibangun perusahaannya di Desa Borowetan, Kecamatan Banyuurip.
Kompleks perumahan tersebut memiliki sistem drainase kompleks dan tertata, yang menghubungkan tiap rumah dengan kanal pembuangan menuju sungai.
“Sistem kami buat sedemikian rupa, sehingga meskipun hujan berlangsung lama, tidak akan muncul genangan di jalanan perumahan,” katanya.
Terbukti ketika hujan lebat dalam waktu semalaman terjadi di Purworejo pada Selasa 31 Mei 2022 hingga Rabu 1 Juni 2022.
“Ketika itu, kami dengar kabar ada banjir di beberapa lokasi di Purworejo, alhamdulillan Pesona Arahiwang tidak,” ucapnya.
Perumahan Pesona Arahiwang terletak sekitar 100 meter dari palung Sungai Bogowonto.
“Jadi jaraknya jauh dari sungai, kalau di sisi barat, ada saluran irigasi DI Boro, jaraknya juga cukup dan irigasi itu tidak pernah banjir,” ujarnya.
Bahkan, ketika ada yang mengabarkan jalan nasional di depan SPBU Desa Borowetan yang notabene terletak lebih tinggi dibandingkan Perumahan Pesona Arahiwang, pun airnya tidak berimbas ke kompleks.
“Perumahan kami benar-benar aman dari banjir, semua berkat perencanaan matang serta pembangunan yang sesuai prosedur, tanpa melanggar regulasi pemerintah,” tegasnya.
Perumahan Pesona Arahiwang terdiri atas 261 unit rumah. Terdapat 4 tipe bangunan,yakni tipe 82/72, 45/72, 36/72, dan 36/66.
Developer membangun fasilitas berupa jalan utama 8 meter, taman, masjid, CCTV 224 jam di 9 titik, one gate system, dan sekuriti 24 jam. Kolam renang dan lapangan olahraga menjadi target pembangunan fasilitas publik selanjutnya di masa yang akan datang.
“Sudah terjual hampir 80 persen, dan 70 persen unit terjual itu, dihuni pemiliknya. Kami berharap kompleks ini bisa menjadi kawasan hunian yang nyaman,” ujarnya.
Penghuni Perumahan Pesona Arahiwang Eni Suyatmi mengaku nyaman tinggal di kompleks tersebut.
Selama setahun menghuni perumahan itu, tidak pernah sekalipun terjadi banjir di dalam perumahan.
“Kalau hujan lebat, biasanya air tidak sampai menggenang, langsung mengalir dan begitu hujan reda, jalanan kembali kering,” tuturnya.
Menurutnya, potensi banjir menjadi salah satu poin yang diperhatikan ketika ia mencari rumah hunian.
“Saya dikasih tahu saudara, ada perumahan di Desa Borowetan ini, kemudian tanya kiri-kanan, ternyata lokasinya aman, sehingga saya putuskan membeli dan tinggal di sini,” ujarnya.
Selain itu, jarak perumahan dengan jalan nasional Purworejo-Yogyakarta yang kurang dari 100 meter, juga menjadi alasan mengapa ia mau menghuni kompleks itu.
“Jaraknya dekat jalan, mau naik angkutan umum jadi mudah,” tandasnya. (dnl)