MetroTimes (Surabaya) – Kegiatan Bazaar Tempoe Doeloe, Kampung Rungkut Kidul Bangkit, kerjasama Kelurahan Rungkut Kidul dan Ditjen Diktiristek Kemdikbud melalui Universitas Widya Kartika di Sentra Wisata Kuliner Rungkut Kidul Surabaya, Sabtu (17/12/2022).
Kecamatan Rungkut adalah salah satu wilayah yang memberikan kontribusi dalam menjadikan Surabaya sebagai kota yang memilki pencirian dengan keanekaragaman sentra jajanan-nya. Kelurahan Rungkut Kidul sebagai bagian di dalamnya juga turut membawa peran yang sama dan menjadi beban tersendiri di saat kelurahan ini harus memiliki daya saing diantara kelurahan-kelurahan lainnya di kecamatan secara khusus dan di Surabaya pada umumnya.
Rektor Universitas Widya Kartika (UWIKA),
F. Priyo Suprobo, S.T., M.T., menuturkan, kampung ini berharap sekali dapat mengembangkan potensi produk unggulan yang sampai saat ini belum terpetakan dengan baik. Banyak kelurahan di Kecamatan Rungkut yang mengunggulkan jajanan tradisional, namun jajanan tradisional yang seperti apakah yang harus dikembangkan oleh Rungkut Kidul? Beberapa potensi jajanan tempo dulu sebenarnya telah ada dan tersebar di RW 2 dan RW 8. Disisi yang lain pemanfaatan buah naga dan buah mentega juga ditemui dengan mengunggulkan perkebunannya berbasis energi terbarukan serta manajemen limbah di RW 9. RW 9 ini pun juga pernah memenangkan program kampung iklim.
Ia melanjutkan, Kampung ini juga memiliki kelebihan seperti tersedianya sentra wisata kuliner (SWK) yang posisinya di samping kelurahan. Posisi ini setidaknya menandakan bahwa pemerintah kota Surabaya serius dalam memfasilitasi warga masyarakat di sini untuk mengembangkan ekonomi mandirinya. Namun, hal ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut dengan program-program kreatif yang berkelanjutan. Atas dasar maksud tersebut, beberapa kegiatan besar rencananya akan diadakan untuk semakin memperkuat daya saing kampung Rungkut Kidul menjadi bangkit dan berdaya dengan kekhasan yang dimilikinya.
Kegiatan tersebut adalah “Bazaar Tempoe Doeloe” yang akan diadakan pada 17 Desember 2022 dan disusul kemudian dengan workshop bagi warga. Workshop yang pertama berupa talkshow di tengah kegiatan bazaar dengan maksud menginspirasi kembali para warga bahwa akulturasi budaya berpotensi mendukung sosial ekonomi kerakyatan jajanan dan jejamuan tempo dulu. Workshop berikutnya akan berlangsung pada hari Selasa s/d Kamis, yakni pada 20-22 Desember 2022 dengan berturut-turut untuk memetakan potensi lingkungan di era digital, potensi eduwisata dan tata kelolanya serta akhirnya bagaimana Rungkut Kidul menjadi bangkit dengan membuat Model Bisnis yang tepat.
Kegiatan ini merupakan upaya kolaborasi antara Ditjen Diktiristek (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi) melalui Universitas Widya Kartika (UWIKA) dengan Pemerintah Kota Surabaya, terkhusus Kelurahan Rungkut Kidul.
“Program KKB (Kegiatan Kampung Bangkit) Ditjen Diktiristek tahun 2022 bertujuan memberikan solusi permasalahan mitra masyarakat secara holistik berbasis riset dan meningkatkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat umum dalam bidang ekonomi ataupun kelompok usaha lainnya,” terang Priyo.
“Disisi lain, hal ini sejalan dengan maksud UWIKA untuk mengaplikasikan hasil risetnya, khususnya di hal Design Thinking dan Business Model Canvas (BMC) untuk dapat turut membantu masyarakat Rungkut Kidul agar bangkit menjadi kampung yang mandiri dan sejahtera dengan mengunggulkan jajanan dan jejamuannya yang berbasis lingkungan menuju program kampung iklim, seperti yang didambakan para warganya,” imbuh Priyo.
Sementara Lurah Rungkut Kidul, Nurnaning Kusuma Fitri, SE., mengatakan, Kegiatan ini merupakan kerjasama Kelurahan Rungkut Kidul dengan Universitas Widya Kartika, Dinas Pendidikan dan pemerintah kota Surabaya yang ingin meningkatkan perekonomian kerakyatan warga Rungkut Kidul, itu motivasi awalnya. Dan kemudian mengenalkan kepada seluruh khalayak terutama generasi muda terkait dengan budaya dan jajanan-jajanan yang dulu oleh nenek moyang kita pernah dibuat dan pernah dipergunakan untuk memberdayakan perekonomian beliau pada waktu lampau.
Nurnaning melanjutkan, Harapan kami generasi muda Indonesia umumnya dan untuk anak-anak muda di Rungkut Kidul pada khususnya, mereka itu tetap melestarikan budaya. Budaya dari leluhur-leluhur bangsa Indonesia Oriental. Disini kita mengemas event ini untuk memperkenalkan Kampung Wisata Jajanan Tempo Doeloe yang ada di Rungkut Kidul dengan harapan supaya UMKM di Kelurahan Rungkut Kidul semakin berjaya.
“UMKM khusus Jajanan Jadul (jaman dulu) yang berkomitmen dengan Kelurahan Rungkut Kidul dan sanggup untuk membuat makanan jaman dahulu atau jajanan tempo doeloe itu sementara ini masih 17 samapai 21, termasuk dari pedagang-pedagang yang pada akhirnya nanti kita akan rekrut untuk bisa secara legalitasnya bisa masuk, dengan memiliki NIB, kemudian terdaftar didalam kelompok UMKM kami,” tandasnya.
“Untuk mengawali tahun 2023 ini, saya sebagai Lurah Rungkut Kidul membuat suatu gebrakan untuk warga saya, agar bisa berdaya, untuk bisa berjaya di perekonomian mereka. Kebetulan kami bekerjasama dengan Universitas Widya Kartika dan mendapatkan stimulus berupa modal-modal usaha yang kita pakai dan kita sampaikan kepada seluruh UMKM yang pada pagi hari ini bergabung dengan kami disini untuk memberdayakan permodalan mereka,” jelasnya
Ibu Lurah Nurnaning menambahkan, mengenai promosi jajanan jadul, kami melalui media sosial pastinya, dan kita sebar melalui web dari UWIKA dan juga dari webnya pemerintah kota, serta melalui Instagram, dan web Rungkut Kidul sendiri. Jadi kita sudah menyebar melalui beberapa media-media sosial yang ada pada saat ini itu sebagai sarana kami untuk memberikan informasi kepada seluruh masyarakat Surabaya, untuk mengetahui keberadaan Kampung Wisata Jajanan Tempo Doeloe yang berada di Rungkut Kidul.
“Saya berharap ini menjadi tapak untuk meningkatkan penghasilan mereka secara berkala, berkesinambungan, kemudian meningkatkan dari sisi perekonomian warga kami, sehingga bisa berjaya bersama-sama dengan pemerintah kota Surabaya,” tegasnya.
Sedangkan hal yang sama juga disampaikan Ketua RW 08 Rungkut Kidul, Agus, menyampaikan, kegiatan Bazaar Tempoe Doeloe ini salah satu untuk pemberdayaan masyarakat khususnya ekonomi untuk warga kami di Rungkut Kidul. Dan harapan kami untuk UKM Rungkut Kidul khususnya bisa bergerak tumbuh dan berkembang, sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama.
Lanjut Agus, RW 08 itu hanya 2 UKM, tetapi kami ini tergabung dan saling membantu di 3 RW, yaitu RW 08, RW 02 dan RW 09, dengan total saat ini tampilkan lebih 16 UKM. Kami sudah melakukan kerjasama dengan beberapa hotel yang berada di Surabaya. UKM-UKM ini agar bisa masuk perhotelan, namun itu semuanya harus mempunyai legalitas harus ada, yaitu mulai dari memiliki NIB, kemudian kemasan BPOM.
“Kami sudah MoU dengan beberapa hotel, salah satu minuman sudah masuk hotel. Jadi minuman ini sudah di Hotel Tunjungan dan Hotel Sheraton. Tapi ini bukan di Rungkut Kidul, karena kami pegangnya itu Kecamatan. Tapi untuk Rungkut sendiri masih belum,” ujarnya.
Sedangkan menurut Agus, Mereka (UKM) dari Jajanan Jadul ini yang jual juga orang Jadul Jadul. Saya punya keyakinan UKM Jajanan Jadul ini akan menggeliat, karena saya melihat dengan beberapa daerah itu luar biasa dan mereka bisa masuk Mall. Bahkan Mall itu bukan Mall kecil tapi Mall besar dan kemarin kami di salah satu benchmark, saya sebelum melakukan ini benchmark di Jakarta, khusus untuk jajanan jadul. Harapan saya dengan ini adalah embrio, dan Insyaallah ini akan geliatkan.
Agus juga menuturkan, Kerjasama dengan UWIKA luar biasa, sangat-sangat luar biasa sekali dan ini memang saya sangat berterima kasih kepada UWIKA yang selama ini dengan Pak Priyo Suprobo dan tim, yang sangat menyentuh. Setelah kami lakukan pendekatan kepada para UKM bahwa kami juga bekerjasama dengan perguruan tinggi, mereka merasa ‘waah’. Bahwa ternyata warga Rungkut Kidul masih ada perhatian dari perguruan tinggi dan ini terima kasih sekali teman-teman dari UWIKA.
“Bantuan dari UWIKA ini stimulus, semua pedagang disini diberi stimulus. Jadi modal dasar mereka, kalau memang harus keseluruhan saya yakin tidak mungkin. Tetapi stimulus ini mereka sangat-sangat luar biasa. Karena ketakutan mereka, Jajanan saya takut tidak laku, tapi dengan adanya stimulus ini modal dasar mereka sudah balik, kalau dijual dengan harga marjin 1000 atau 2000 itu adalah untuk mereka,” paparnya.
“Mereka sangat berterima kasih sekali, kok ini baru ya, jualan jajan kok malah dibantu.
Secara UKM, mudah-mudahan ini merupakan stimulus atau embrio untuk berkembang lebih bagus. Harapannya meningkat, tumbuh, menggeliat, pokoknya yang penting untuk ekonomi kerakyatan harus bagus,” tutup Agus. (nald)