MetroTimes (Surabaya) – Geliat merayakan HUT Kemerdekaan RI masih berlangsung ramai di penjuru kampung Jawa Timur. Tak terkecuali di Kota Pahlawan, Surabaya.
Menambah semaraknya bulan kemerdekaan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bergabung di tengah warga masyarakat Bulak Banteng Kidul, Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran Surabaya, yang merayakan HUT Ke-77 RI dengan menggelar pentas seni dan hiburan rakyat, Sabtu (27/8) sore.
Gebyar perayaan HUT Kemerdekaan di kampung ini dirayakan dengan penampilan kesenian tari-tarian seperti tari remo, dan juga kegiatan bhakti sosial.
Sebanyak 500 paket sembako disiapkan oleh tokoh masyarakat setempat yaitu Mat Muchtar, yang dibagikan pada warga kurang mampu di sekitar kampungnya.
Kehadiran Gubernur Khofifah yang blusukan ke kampung ini menarik antusiasme warga. Hadirnya gubernur perempuan pertama Jatim itu disambut meriah oleh warga yang sudah berjajar.
Secara khusus, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa suasana perayaan di wilayah Bulak Banteng Kidul ini sangat hangat tanpa menghilangkan semangat merah putih yang menjadi dasar penyelenggaraan acara.
Dirinya mengaku takjub, akan semangat masyarakat, dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 77. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, semua antusias dalam kemeriahan acara.
“Apresiasi dan inisiasi dari masyarakat yang sangat luar biasa. Kita bisa lihat dari cara mereka mencintai negeri ini. Walau sudah tanggal 27 Agustus, tetapi mereka masih ingin meramaikan HUT Kemerdekaan RI yang ke-77,” ungkap Gubernur perempuan pertama Jatim ini.
Untuk itu, dirinya berpesan agar semangat nasionalisme dan semangat membangun negeri yang luar biasa harus terus dipupuk. Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus dimulai dari lini terbawah hingga yang paling atas.
“Semangat ini akan menjadi penguatan dalam menjaga dan mengawal NKRI,” ucap Khofifah.
Di akhir, Gubernur Khofifah juga berpesan agar semua elemen mulai dari tokoh masyarakat hingga masyarakatnya sendiri bisa saling merangkul dan menjaga persatuan kesatuan bangsa.
“Kita harus merangkul, bukan memukul. Tokoh masyarakatpun harus saling membina, bukannya malah menghina. Kita saling mengajak jangan saling mengejek,” pesannya.
Bukan tanpa alasan, melalui penguatan semacam ini, diharapkan bisa memperkuat persatuan dan kesatuan dari bawah.
“Kuat secara nasional dan kokoh secara kebangsaan,” pungkasnya. (nald)