Metro Times (Purworejo) Kepala BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Ph.D., mengunjungi wilayah pantai selatan di Kabupaten Purworejo, Rabu (6/10/2021). Kunjungan kerja ini dilakukan untuk mengevaluasi potensi resiko tsunami, dan titik evakuasi bencana.
Aacara itu dilaksanakan bersamaan dengan diselenggarakanya Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG), di Desa Gedangan Kecamatan Purwodadi.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Asisten Administrasi dan Kesra Drs Pram Prasetya Achmad MM, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Bambang Setyo Prayitno, Kalak BPBD Budi Wibowo SSos MSi, Para Kepala UPT BMKG Wilayah Jateng & DIY, Camat dan Forkopimcam Purwodadi serta para kepala desa sekitar.
Kepala BMKG Dwi Korita Karnawati mengungkapkan, dirinya hadir di Purworejo untuk meninjau langsung sekaligus menyiapkan mitigasi bencana berdasarkan data dan kondisi terbaru di lapangan.
“Kita juga melakukan susur jalur evakuasi dari mulai bibir pantai sampai titik assembly point dengan tujuan untuk mengetahui berapa waktu tempuh perjalanan dari pantai hingga titik evakuasi,” katanya.
Menurut Dwi Korita, berdasarkan kajian yang ada di wilayah Jawa Tengah, tsunami akan sampai ke daratan 39 menit setelah terjadinya gempa. Sedangkan himbauan dari BMKG adalah 5 menit setelah gempa, sehingga masyarakat mempunyai waktu 34 menit untuk mengevakuasi diri sebelum tsunami tiba.
Dikatakan bahwa di pesisir Purworejo petanya sudah mengalami perubahan dari data terakhir tahun 2018. Sudah banyak bertambah bangunan dan pemukiman yang semakin dekat pantai, yang tentunya akan semakin tinggi resiko korban jika terjadi tsunami.
“Tujuan kita bukan untuk menakut-nakuti ataupun membuat resah, tapi kita harus sampaikan apa adanya agar masyarakat dapat lebih waspada dan dengan adanya kegiatan ini masyarakat dapat mengevakuasi diri secara mandiri jika sewaktu waktu ada bencana tsunami,” pungkasnya.
Dijelaskan lebih lanjut, awal tahun 2021 BMKG telah melakukan penyerahan peta rawan tsunami level kecamatan dan credential aplikasi sirine tsunami mobile SIRITA pada BPBD Kabupaten Purworejo.
BMKG juga telah memasang Warning Receiver SystemNew Generation (WRSNG) di Kantor BPBD. Peralatan ini merupakat diseminasi yang dapat memberikan info gempa bumi secara real time.
Drs Pram Prasetya Achmad MM yang membacakan sambutan Bupati mengucapkan terimakasih karena Kabupaten Purworejo mendapat alokasi kegiatan sekolah lapang gempabumi, yang tentunya akan sangat bermanfaat dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana.
“Wilayah Kabupaten Purworejo yang terdiri dari dataran, pegunungan, perbukitan, dan pantai memungkinkan terjadinya berbagai jenis ancaman serta memiliki potensi bencana yang tinggi,” ungkapnya.
Dijelaskan, pantai-pantai di Purworejo yang menghadap langsung Samudera Indonesia itu, sangat berpotensi terjadinya bencana khususnya tsunami, yang biasanya terjadi setelah adanya gempa bumi.
“Sebagai langkah antisipasi bila terjadi bencana tsunami, Pemkab Purworejo telah melakukan berbagai langkah. Antara lain menyusun peta resiko dan bahaya tsunami, memasang alat EWS tsunami, mempersiapkan jalur evakuasi mulai dari peta, rambu hingga pengerasan jalan dan sebagainya,” jelasnya.