METROTIMES.NEWS ( Fak- fak ) Jumat Tanggal 26 Oktober merupakam tanggal bersejarah bagi umat Kristiani di Tanah Papua khusus umat Gereja Kristen Injili (GKI) Di Tanah Papua, karena di tanggal 26 Oktober 1956 setiap tahun dirayakan Hari Ulang Tahun berdirinya lembaga ini. 2018 dirayakan sebagai usia yang ke-62 tahun sejak 1956 tahun lalu dalam Sidang Sinode GKI perdana ditetapkan Hari Lahirnya GKI di Tanah Papua.
Hal ini disampaikan Pdt. Hans Wanma dalam hotbahnya di depan umat GKI dan para undangan saat acara perayaan HUT GKI DI TANAH PAPUA KE-62 di GOR Krapangit Gewab, Fakfak, Papua Barat. “Lembaga ini sejak lahirnya 62 tahun lalu telah berganti nama sebanyak empat kali, pertama (26 Oktober 1956 pada sidang Sinode Darurat) adalah Gereja Kristen Injili Nederlands-Nieuw-Guinea, yang kedua (1962-1971 Sidang Sinode Ke-6 di Biak) adalah GKI Di Irian Barat, yang ketiga (1971-2000 Sidang Sinode ke-14 di Sorong) adalah GKI Di Irian Jaya, yang keempat (tahun 2000 sampai dengan sekarang) adalah GKI Di Tanah Papua. Lebih lanjut dijelaskan Pdt Hans, bahwa huruf kapital “D” harus ditulis huruf besar karena melambangkan jati diri Orang Papua (saudara orang papua dan saya), juga melambangkan tempat di mana banyak suku bangsa datang bekerja untuk membangun tanah papua; zending, guru-guru dari suku Sangir, Maluku-Ambon, Jawa, Batak, Kalimantan.dll”.
Pdt.Hans tambahkan dalam hotbahnya yang lebih fokus pada sejarah perkembangan; fakfak hidup selalu damai tanpa ada pertikaian sebagaimana diakui dan dijelaskan Pdt. Hans, “200 tahun sebelum Ottow & Geissler mendarat di pulau Mansinam, tahun 1602 seorang pelaut Inggris Nicolas Fink telah menemukan orang pemeluk Muslim di Arandai, Teluk Bintuni”. Tanah ini penuh damai, lanjut pdt. Hans.
Pdt. Hans Wanma dalam hotbahnya dilanjutkan sesuai tema : Datanglah Kerajaan-Mu dan sub tema : “Melalui HUT ke-62 tahun GKI di Tanah Papua, Kita Membaharui Kualitas Pendidikan dan Pembinaan, Mewujudkan Pertumbuhan Spiritualitas Kemandirian Kesejahteraan Kedamaian dan Kebersamaan dalam Gereja dan Masyarakat” pdt. Hans Wanma menambahkan bahwa diakui pertumbuhan spiritual bagi orang Papua sangat penting kaya Wanma “orang papua harus memiliki semangat spiritual yang mantap agar tidak jalan mabok, dan pelepele jalan, terjangkit HIV-AIDS dan akhirnya mati” lanjut Pdt. Hans.