- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo mengajak seluruh pihak terkait, khususnya pemerintah di tingkat desa/kelurahan, untuk menyatukan komitmen dalam mengedukasi masyarakat dan melakukan antisipasi.

Hal itu mejadi salah satu catatan penting dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Penghujan Tahun 2019-2020 di Pendopo Kabupaten Purworejo, Rabu (4/12). Rakor diikuti sekitar 500 peserta dari unsur perangkat desa, Polsek, Koramil, dan perwakilan komunitas relawan se-Kabupaten Purworejo.

“Yang menjadi catatan, karena hujan tidak datang-datang, yang ditakutkan adalah ketika datang hujan sangat deras sehingga mengakibatkan bencana seperti longsor dan banjir. Karena itu masyarakat harus siap. Siaga, tetapi tetap jangan cemas atau khawatir,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purworejo, Drs Sutrisno MSi, saat dikonfirmasi usai acara.

Dijelaskan, sebelumnya BPBD telah menerima informasi bahwa pada dasarian kedua bulan November diperkirakan sudah hujan. Namun, berdasarkan informasi kedua dari BMKG menyebutkan bahwa musim penghujan mundur dan hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan baru akan terjadi pada dasarian kedua Desember.

“Bentuk kesiapsiagaan yang dapat dilakukan masyarakat antara lain dengan mengetahui potensi kerawanan bencana di sekitar tempat tinggalnya, lalu bagaimana cara mengantisipasi dan menyelematkan diri seandainya bencana benar-benar terjadi,” jelasnya.

ads

Terkait distribusi air bersih selama musim kemarau, Sutrisno menyebut permintaan masyarakat terhadap bantuan air bersih sangat tinggi. Bahkan banyak juga wilayah yang tidak masuk dalam Surat Keputusan (SK) Bupati juga mengalami kekeringan dan mengajukan bantuan air bersih. Namun, secara keseluruhan tidak ada kendala selain keterbatasan armada.

“Sampai hari ini BPBD telah menyalurkan air bersih sekitar 3200 tangki ke 74 desa di berbagai kecamatan. Jumlah itu masih akan terus bertambah mengingat SK Bupati yang seharusnya hanya sampai akhir November, diperpanjang,” sebutnya.

Rakor dihadiri Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM. Dalam kesempatan itu, bupati juga menyerahkan bantuan berupa 3 Unit Perahu Fiber untuk ditempatkan di tiga kecamatan, yakni Purwodadi, Bagelen dan Butuh. Ketiga mendapat perhatian khusus karena menjadi daerah rawan bencana Banjir.

“Pemerintah Kabupaten Purworejo terus berupaya setiap tahunnya dalam melakukan antisipasi datangnya musim hujan. Di samping bantuan perahu fiber, juga kesiapan sumberdaya manusia, anggaran, peralatan dan logistic,” kata Agus Bastian.

Demikian juga penanganan pascabencana dalam kurun waktu sekitar 3 tahun ini, dilakukan pembangunan infrastruktur yang rusak karena bencana. Rekonstruksi sebanyak 5 jembatan di lereng Desa awu-awu, jembatan krinjing dan sepati Desa Sawangan, jembatan Mayungsari serta jembatan Trirenggo Karangrejo. Rekonstruksi 3 talud jalan di Desa Durensari, Sokoagung dan di Hulosobo. “Sedangkan perbaikan rumah rusak sejumlah 54 rumah yang tersebar di 21 desa di 10 kecamatan,” jelasnya.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa Kabupaten Purworejo masuk dalam kategori daaerah dengan risiko tinggi bencana. Untuk menghadapi musim penghujan ini dibutuhkan kewaspadaan dan kesiapan, baik aparatur pemerintah, komunitas relawan, maupun masyarakat.

“Disamping itu saya berpesan, agar kita dapat bersahabat dengan alam, juga tetap menghargai nilai-nilai kearifan lokal,” tegasnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!