- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Pandemi Covid-19 benar-benar membuat orang untuk lebih keras memutar otak bertahan hidup. Seperti yang dirasakan Muhammad Haris, (50), Pemilik Kedai Kopi “Pelipur” di Jalan Kalikepuh No 26, Kelurahan Sindurejan, Purworejo. Jarak yang tersekat, sepinya pengunjung membuat dirinya harus lebih kreatif untuk menyalakan lagi usahanya.

“Pandemi membuat usaha seperti saya sulit, semua serba terbatas, kalau terus seperti ini entah akan bagaimana. Kami butuh maksimal buka kedai kopi, bisa melanjutkan usaha,” ucapnya Haris sapaan akrab Muhammad Haris, saat berbincang-bincang dengan metrotimes, Kamis (27/5).

Disinggung strategi usaha, Haris menjelaskan, kedai kopi miliknya coba menghadirkan kemasan atau layanan yang mudah. Menghilangkan kesan ribet untuk sekedar minum kopi. “Ya seperti bikin kopi di rumah,” ucapnya.

Kendati demikian, banyak jenis kopi yang disajikan layaknya kedai-kedai kopi pada umumnya. Kopi Robusta dan Arabika dengan berbagai jenis. “Disini ada 10 jenis kopi Robusta dan kebanyakan produk lokal Purworejo, dan kurang lebih 7 jenis Arabika yang didatangkan dari dataran tinggi luar Purworejo,” ucapnya.

ads

Dijelaskan, untuk kopi jenis Robusta lokal Purworejo diantaranya didatangkan dari wilayah Purbayan, Donorejo, Kaligondang, Pamriah, Pandanrejo, Tridadi Loano, Ngadirejo dan Wadas, sebagian dari Temanggung. Sementara jenis Arabika didantangkan dari luar Purworejo, ada Gayo, Temanggung, Wonosobo, Magelang, Kalimantan dan Toraja.

“Saya mulai usaha ini sejak 2018, awalnya sembari bekerja di salah satu perusahaan di Purworejo, saya kemudian memutuskan untuk resign dari perusahaan untuk fokus menjalankan usaha kedai ini,” jelasnya.

Menurutnya, selama pandemi omset penjualan kedai kopi sekitar Rp300rb per hari. Lumayan kedati turun jauh jika dibandingkan sebelum pandemi yang bisa dua kali lipat pendpatan saat ini.

“Saya sangat merasakan dampak pandemi ini, untungnya semua orang sudah paham, susah keluar rumah. Saya juga antar produk mentah (kopi bubuk), kendati tetap beda kalau mereka bisa datang langsung kesini, karena kalau di sini tentu tidak hanya kopi yang kami sajikan,” ujarnya.

Menurutnya, kopi tanpa gula banyak yang meyakini baik untuk kesehatan, tidak meyerang lambung dan justru bisa menjadi pencegah penyakit gula. “Ada beberapa kopi dengan takaran tertentu memunculkan ekstrak, orang awam kalau menyebut ngopi itu nikmat, ya begitulah,” ujarnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!