- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Harga berbagai bahan pokok penting (Bapokting) di Kabupaten Purworejo masih dalam batas kewajaran. Ketersediaan pasokan dipastikan aman untuk mencukupi kebutuhan masyarakat selama Bulan Ramadan dan Indul Fitri 1440 H.

Hal itu disampaikan Bupati Purworejo Agus Bastian usai melakukan monitoring Bapokting bersama Wakil Bupati Yuli Hastuti SH di sejumlah tempat di Kecamatan Kutoarjo dan Purworejo, Jumat 17 Mei 2019. Kegiatan diikuti oleh Ketua DPRD Luhur Pambudi, Kapolres AKBP Indra Kurniawan Mangunsong, Kasdim 0708 Mayor Inf Sulistyono, Kajari Alex Rahman, Ketua PN Sutarno, Sekda Said Romadhon dan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Rombongan kali pertama mengunjungi gudang Bapokting Toko ABC, pasar beras, dan Agen Gas LPG PT Marsudi di wilayah Kutoarjo. Pantauan dilanjutkan ke Swalayan Jodo dan berakhir di Pasar Baledono Purworejo.

“Saya lihat harga-harga stabil, masih terjangkau masyarakat. Untuk stok sampai lebaran insya-Allah semua cukup,” ungkap Bupati di Pasar Baledono.

Sebelumnya, saat berada di gudang Bapokting Kutoarjo, Bupati mewanti-wanti kepada pemilik gudang agar selektif dalam menyimpan dan memasarkan produk makanan. Jangan sampai ada produk makanan kedaluwarsa tetap beredar.

ads

“Saya tidak ingin ada masyarakat mengonsumsi produk kedaluwarsa gara-gara tidak menyadari saat mendapatkannya. Pedagang harus selektif dan gudang jangan sampai menyimpannya (produk kedaluwarsa, red),” tegas Bupati.

Sementara saat memantau Pasar Beras Kuotarjo, Bupati masih menemukan beras lokal Purworejo yang dikemas dengan kantong beras luar kota seperti Karawang atau beras Klaten. Pedagang sendiri tidak dapat mengelak. Menurut pedagang, hal tersebut dilakukan karena dengan kemasan bermerk luar, beras menjadi lebih mahal.

“Pemakaian kantong bermerk luar daerah, seperti Karawang, ini ternyata menjadi strategi pemasaran para pedagang, karena dengan merk luar memang harganya jadi lebih tinggi,” kata Bupati.

Bupati menambahkan, sejak sekitar 2 tahun terakhir Pemkab telah merencanakan membuat branding atau merk lokal Purworejo. Namun, hal itu belum dapat terwujud. Pihaknya berharap ke depan branding beras Purworejo dapat dilakukan oleh para pedagang dan diakui masyarakat.
“Purworejo ini kantong pangan. Kenapa kita tidak berani mengemas dengan nama Purworejo saja. Ini perlu dimulai agar beras lokal kita itu bisa bersaing dengan dari kota-kota lain,” tandasnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!