Surabaya ( Metro Times ) – Klinik Mata Java menggelar seminar penanggulangan katarak kepada para dokter di berbagai fasilitas kesehatan di Surabaya, Sabtu (25/9). Langkah ini sebagai bentuk upaya pemberantasan penyakit katarak di Indonesia.
Dr Dicky Hermawan, spesialis Mata Ophthalmologist dari Klinik Mata Java mengatakan, tanda-tanda awal katarak adalah penglihatan yang kabur, semakin lama penglihatan itu semakin berat. Biasanya penyakit ini menjangkiti mereka yang berusia 50 tahun sampai 65 tahun, tapi ada banyak kasus juga terjadi pada usia 45 tahun.
“Penanganan penyakit ini berbeda antar individu, sebab kadang selain katarak ditemukan penyakit lain juga,” ujarnya.
Menurut Dr Dicky, selain faktor usia, penyakit ini bisa diperlambat menjangkiti diri seseorang dengan tidak terkena radiasi sinar matahari langsung, menghindari merokok dan membiasakan dengan budaya hidup sehat.
Menurut penelitian, 1,5 persen dari penduduk Indonesia mengalami angka kebutaan, dari persentasi itu separuhnya disebabkan karena katarak.
Ketua panitia, Dr Dian Arumdini sekaligus spesialis Mata Ophthalmologist dari Klinik Mata Java menambahkan, penyuluhan ini juga bertujuan agar peran dokter umum ditingkatkan dalam memahami kebutaan dan katarak.
“Antusius peserta sangat tnggi, ada 100an peserta dari faskes tingkat pertama, Puskesmas, dokter keluarga,” ujarnya.
Saat ini Klinik Mata Java telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Kerjasama ini baru berjalan selama 1 bulan. Selain lewat BPJS, pasien umum bisa dioperasi dengan biaya mulai Rp5-6 juta untuk satu mata.
Menurut Dian, di klinik Mata Java terdapat alat-alat penunjang, ada mesin generasi paling baru juga untuk melakukan operasi katarak. Biasanya dalam sebulan terdapat 20 sampai 30 pasien yang berobat.( nald ).
