- iklan atas berita -

Metro Times (Jakarta) Pemerintah Kabupaten Purworejo menerima penghargaan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) sebagai Pemerintah Kabupaten/Kota Pulau Jawa Pendukung Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2019 Terbaik II. Sedangkan Kabupaten/Kota Terbaik I diraih Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo meraih Terbaik III.

Piala dan piagam penghargaan diserahkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kepada Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH, Kamis (19/12/2019), di Jakarta.

Turut mendampingi Wabup, Kepala Dinas KUKMP Purworejo Drs Bambang Susilo dan Kasubag Bina Usaha Bagian Perekonomian Setda Yunita Dewi Onggowati SE. Pada acara tersebut juga diserahkan penghargaan bagi Penyalur KUR Terbaik, Penjamin KUR Terbaik dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Terbaik – Pendukung Program KUR Tahun 2019.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menjadi pembicara utama pada acara itu mengatakan bahwa dalam rangka pengembangan UMKM, pemerintah telah mengeluarkan berbagai jenis pembiayaan. Meliputi Progran Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) daru CSR BUMN, pembiayaan mekaar dari PT PNM, dana bergulir LPDB, Bank Wakaf Mikro (BWF), pembiayaan usaha ultra-mikro Kemenkeu, dan kredit usaha rakyat dengan suku bunga rendah.

ads

Diungkapkannya, suku bunga KUR menurun tajam sejak tahun 2015. Pada tahun 2008 masih sebesar 24 persen, turun menjadi 12 persen pada tahun 2015 dan hanya 7 persen pada tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2020, suku bunga KUR akan diturunkan kembali menjadi 6 persen.

“Untuk mendorong pengembangan UMKM, Pemerintah melalui forum Rapat Koordinasi Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM tanggal 12 November 2019 memutuskan mengubah kebijakan KUR yang berlaku efektif 1 Januari 2020. Salah satunya menurunkan suku bunga manjadi 6 persen,” ungkapnya.

Dikatakan Airlangga, penyaluran KUR meningkat pesat sejak era Presiden Jokowi. Dari sebesar Rp 37 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 120 triliun pada tahun 2018. Untuk target KUR tahun 2020 naik Rp 50 triliun menjadi paling sedikit sebesar Rp 190 triliun dan akan ditingkatkan bertahap hingga mencapai Rp 325 triliun pada 2024.

“KUR akan lebih masif jika Kementerian bisa membuat petunjuk teknis agar bisa melakukan pendampingan, seperti menggunakan model kluster atau one village one program,” imbuhnya.

Sebagai penutup, Menko Airlangga mengucapkan selamat kepada para peraih penghargaan atas pencapaian yang telah diperoleh. Diharapkan kedepan lebih bersemangat untuk meningkatkan penyaluran program KUR.

Dalam laporannya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dan motifasi bagi pihak-pihak yang Telah berkontribusi pada keberhasilan penyaluran KUR.

Penentuan pemenang melalui proses yang cermat dan teliti yang dimulai dari pemeriksaan adminstratif dan kolekting teknis. Tim penilai terdiri dari pejabat dari Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kemenkop dan UMKM, Kemendagri, serta pejabat terkait dari BI, OJK, LIPI, dan Akademisi dari UI.

Peserta yang dinilai terdiri dari beberapa kategori, yakni 37 penyalur KUR, 6 penjamin KUR, 548 Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah mendapatkan user name Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), dan 33 Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

“Adapun kriteria penilaian untuk pemda faktor penilainya adalah pengunggahan data-data terkait SIKP. Dari 12 juta yang berdasarkan NIK, baru 3 persen yang diunggah oleh Pemda. Yang menarik dari yang diunggah oleh pemda, sebanyak 30 persen sudah direalisasikan oleh bank didalam penyaluran KURnya,” kata Iskandar.

Iskandar menambahkan, hal-hal yang dinilai lainnya terkait pemenuhan tugas – tugas terkait Program KUR, dan aspek kelengkapan dokumen, layanan kepada stakeholder KUR di daerah dan wawancara.

Dalam tahap akhir penilaian dilakukan kepada 6 penyalur KUR, 5 penjamin KUR, 9 Kanwil, 5 pemerintah provinsi dan 12 pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Tahap akhir penilaian dilakukan paparan dan wawancara oleh masing-masing nominator yang telah dilakukan pada bulan Agustus lalu.

Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH memberikan apresiasinya kepada Kemenko Perekonomian yang telah memberikan penghargaan kepada Kabupaten Purworejo. Dirinya sempat kaget dan tidak menyangka Kabupaten Purworejo dapat meraih penghargaan terbaik II, sebagai Kabupaten Pendukung Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2019.

“Saya merasa senang dan kaget, tidak menyangka kabupaten purworejo meraih juara terbaik II. Ini menjadi tantangan bagi Kabupaten Purworejo untuk paling tidak mempertahankan, syukur-syukur bisa meningkat lagi dan meraih terbaik I tahun depan” kata Wabup usai acara.

Kepala Dinas KUKMP Purworejo Drs Bambang Susilo menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan pendataan dan sosialisasi kepada seluruh UMKM di Purworejo. Sehingga diharapkan seluruh UMKM akan mendapatkan program KUR pada tahun yang akan datang. Turunnya suku bunga KUR menjadi 6 persen pada tahun 2020, akan menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya untuk bekerja lebih baik.

“Ini menjadi PR yang berat untuk kami depan untuk mempertahankan prestasi ini. Arah dari program KUR ini salah satunya adalah untuk menanggulangi masalah kemisikinan di Kabupaten Purworejo,” terang Bambang.

Bambang menambahkan bahwa program KUR dari pemerintah pusat selama ini telah bersinergi dengan visi dan misi Kabupaten Purworejo, yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Purworejo.

Sementara itu, Kasubag Bidang Usaha Bagian Perekonomian Setda Yunita Dewi Onggowati SE mengungkapkan bahwa perkembangan KUR yang ada di Kabupaten Purworejo dari tahun 2015 hingga 2019 terbilang cukup besar.

“Data per bulan September 2019 saja dari 15.395 debitur, jumlah akad kredit telah mencapai Rp. 298.010.630.208,-. Pada tahun 2018, total akad kredit bahkan mencapai Rp. 372.898.395.203,-. Diperkirakan pada akhir tahun jumlah akad kredit bisa melebihi tahun 2018,” ungkap Ita.

Jumlah debitur yang saat ini masuk dalam data SIKP Kabupaten Purworejo sebanyak 11.857. Dari jumlah itu, yang telah memanfaatkan KUR sebanyak 3.635 debitur senilai Rp. 78.113.302.000,-.

“Saat ini jumlah keseluruhan UMKM di Purworejo sebanyak 28.458. Namun yang berhasil kami upload dalam SIKP hanya sebanyak 11.857. Sisanya, setelah diverifikasi dan identifikasi ternyata kegiatan usahanya tidak aktif,” imbuh Ita.

Sebagai info, pemenang untuk masing–masing kategori sebagai berikut: Penyalur KUR Terbaik I Bank BNI diikuti Terbaik II Bank BRI dan  Terbaik III Bank Mandiri.  Penjamin KUR Terbaik I Perum Jamkrindo, diikuti PT Askrindo Syariah dan PT Askrindo. Kanwil DJPb Provinsi Bali ditetapkan sebagai DJPb tipe kecil Terbaik, Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara tipe sedang terbaik, dan Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat sebagai Kanwil DJPb tipe besar terbaik.

Sedangkan Pemerintah Daerah Provinsi, Terbaik I diraih Provinsi Jawa Tengah diikuti Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi DI Yogyakarta. Kabupaten/Kota Luar Pulau Jawa diraih Kabupaten Tanah Laut diikuti Kabupaten Bangli dan Kabupaten Sidenreng Rappang. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!