- iklan atas berita -

 

Metro Times (Semarang) Tak ada yang mubasir, Apel Kebangsaan bertajuk Kita Merah Putih yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Lapangan Pancasila Semarang menuai pujian dari berbagai kalangan, satu diantaranya Romo Aloys Budi Purnomo dari Keuskupan Agung Semarang.

Saat diwawancarai, Romo Aloys Budi menilai momen tersebut dirasa tepat. Sebab, dewasa ini Indonesia tengah berada dalam situasi yang membutuhkan momen pemersatu bangsa.

“Situasi sosial kemasyarakatan kita secara global sedang berada dalam ancaman teror yang memecah-belah umat manusi,” kata Romo Budi di Semarang, Selasa (19/3/2019).

ads

Bahkan, lanjutnya, korban selalu menjadi pihak yang paling dirugikan. Teror serupa juga terjadi di masyarakat kita, termasuk Semarang dan Jawa Tengah. Teror pembakaran kendaraan adalah salah satu contohnya.

“Kalau itu sudah terjadi, kita selalu tak bisa berbuat apa-apa. Maka, dalam situasi sosial kemasyarakatan yang seperti itu, kita harus terus merapatkan barisan, bergandengan tangan dan membangun persaudaraan demi kerukunan umat beragama. Hal serupa juga dalam rangka nasionalisme,” tuturnya. “Nah, saya melihat dalam kerangka dasar itulah, apel kebangsaan itu diselenggarakan,” sambungnya menegaskan.

Dia menambahkan, pesan-pesan kerukunan dan kebangsaan menjadi perhatian kami para tokoh lintas agama. Saya sendiri bersama penyandang disabilitas netra menyanyikan tembang UntukMu Indonesia karya saya, dan lagu kebangsaan Indonesia Pusaka.

Mbah Maimoen, lanjutnya, mengingatkan sejarah panjang dan berat dalam membangun bangsa. Habib Luthfi menegaskan dan menantang siapa saja untuk setia pada NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945. Gus Muwafiq mengajak kita merawat budaya Nusantara yang selalu ramah dan rukun. Prof Mahfud MD mengatakan bahwa kerukunan itu mahal harganya.

Menurut saya, ujarnya, semahal apa pun ongkos dan harga membangun kerukunan tetap harus diutamakan, semangat belarasa dan solidaritas kepada kaum kecil, lemah, miskin, teringkir dan difabel (KLMTD).

Dhian Khoiron, pria asal Mijen Semarang yang tiap hari banyak menghabiskan waktu di ruas-ruas jalan Kota Semarang juga mengapresiasi kegiatan apel kebangsaan tersebut. “Nuansa kebangsaan sangat kental dalam acara kemarin, dari berbagai kegiatan, berbagai suku, berbagai agama ditampilkan dalam kegiatan kemarin,” ujarnya.

Terlebih dengan adanya perbedaan latar belakang yang tampil dan duduk bersama. Oleh karenanya, ia berharap ada acara yang serupa digelar di lain tempat. “Termasuk adanya temen-temen dari lintas agama ataupun dari lintas golongan. Jadi saya sangat berharap apel kebangsaan ini bisa ditularkan Pemda atau Propinsi-propinsi yang lain,” ungkapnya.

Ia menilai, keragaman yang ada tersebut menunjukkan Indonesia yang sebenarnya, Indonesia yang bhineka tunggal ika, Indonesia yang selalu ramah pada perbedaan. “Bahwasanya inilah Indonesia dari berbagai kebhinekaannya tetap bisa melebur menjadi satu dibawah naungan merah dan putih,” tegasnya.

Oleh sebab itu, ia merasa bersyukur bisa menikmati buah kerja sama semua pihak dalam mensukseskan gelaran tersebut. “Terima kasih juga saya ucapkan untuk temen-temen Slank beserta artis-artis lain yang telah ikut mensukseskan terselenggaranya acara apel kebangsaan merah putih. Jangankan harta atau materi, bagi kami demi keutuhan NKRI ataupun demi merah putih nyawapun siap kita korbankan,” pungkasnya. (af)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!