Metro Times (Kendal) Tak seperti umumnya masyarakat yang mengadakan peringatan hari kemerdekaan banyak diwarnai dengan berbagai perlombaan sejenis games motivation yang menarik. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Sabilunnajah Desa Penjalin, Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal justru memadukan perlombaan dengan keterampilan dasar pesantren.
Kepala MTs Plus Sabilunnajah Moh Khusen mengatakn hal tersebut sebagai bagian dari usaha memacu kompetensi dan prestasi siswa. “Kali ini kita coba semacam olimpiade. Jadi, hari ini disamping ada permainan, juga ada perlombaan yang bersifat atletik dan akademik. Intinya untuk memacu kompetensi siswa,” kata Khusen, Senin (19/8/2019).
Khusen melanjutkan perlombaan yang dimaksudkan diantaranya; Lomba Futsal, Lomba Baca Kitab Kuning ‘Safinatunnajah’ untuk kelas 9 dan Akhlakul lilbanin bagi kelas 8, Lomba Cerdas Cermat. “Ada yang bernuansa akademik dan atletik. Hanya saja, ada lomba tarik tambang dan balap helm. Jadi belum bisa disebut olimpiade,” terangnya.
Ketua panitia kegiatan, Aulia Nur Lita mengakui kegiatan tersebut sebagai hal baru yang mana biasanya hanya berisi lomba non akademik yang bersifat permainan keakraban model out bond, berubah menjadi beraroma kompetisi. “Jenis perlombaan kali ini lebih fresh karena mencakup 2 bidang, akademik sekaligus non akademik,” ungkapnya.
Lewat kegiatan ini, lanjutnya, siswa diberi pemahaman bahwa perlombaan yang diadakan itu tidak hanya untuk sekedar bersenang-senang, tapi untuk lebih memaknai perjuangan yang direpresentasikan lewat kegiatan perlombaan. Karenanya ia mengibaratkan euforia kemerdekaan sebagaimana kemenangan dalam lomba.
Lomba cerdas cermat, sambungnya, disebut Sabilunnajah Most Wanted dengan maksud menunjukkan pada siswa tentang pelajar Sabilunnajah yang ideal. Yakni siswa dengan kriteria mempunyai kompetensi yang dilombakan. “Selain berakhlak terpuji, Sabilunnajah Most Wanted harus pandai dalam sejarah, terutama yang berkaitan dengan keNUan,” jelasnya.
Lebih lanjut, guru Mapel IPA ini mengakui banyak hal yang perlu diperbaiki untuk kegiatan selanjutnya. “Ini masih tahun pertama kita ubah bentuk lombanya. Jadi masih perlu perbaikan. Nanti setelah kita evaluasi, tentunya akan kita upayakan perbaikan seperlunya, baik dari sisi konsep, pelaksanaan maupun target,” akunya.
Sementara Ketua Yayasan Sabilunnajah Kiai Mandzur Labib menyatakan apresiasinya atas kegiatan tersebut. Menurutnya, hal tersebut sebagai langkah maju dalam memacu para siswa. “Inovasi yang bagus harus didukung. Yayasan sangat menghargai dan berterima kasih untuk itu,” tuturnya.
Gus Labib, sapaan akrabnya, melanjutkan, inovasi tersebut sesuai dengan karakteristik Nahdlatul Ulama. Yakni melestarikan sesuatu yang relevan dan mengakomodir hal baru yang lebih relevan. “Sesuai kaidah keNUan, Al Muhafadzatu ‘alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Kalau menurut KH Hasyim Muzadi malah sudah bil ajdadil ashlah. Jadi sudah semestinya banyak hal baru yang relevan untuk perbaikan,” pungkasnya. (af/dnl)