- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) SMA Negeri 1 Purworejo memiliki Laboratorium Seni Budaya dan Film berstandar nasional dan menjadi yang terlengkap pertama di Kabupaten Purworejo. Fasilitas bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu diresmikan penggunaannya oleh Direktur Kesenian Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Dr Restu Gunawan MHum, Rabu (30/1).

Peresmian dihadiri Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM, Kabid SMA Dinas Pendidikan Jawa Tengah Bambang Supriyono, dan Ketua Dewan Kesenian Purworejo Angko Setiyarso Widodo. Restu Gunawan menandatangani prasasti peresmian, sedangkan bupati mendapat kehormatan menggunting pita di depan pintu masuk laboratorium.

Prosesi peresmian berlangsung semarak dengan adanya sejumlah pertunjukan yang disajikan oleh siswa. Beberapa di antaranya yakni seni tari, karawitan, teater, paduan suara, film, dan wayang kulit.

Para tamu undangan juga diberi kesempatan untuk melihat lebih dekat keberadaan laboratorium yang berisi panggung pentas, ruang artis, sound system, studio rekaman, tata cahaya, dan peralatan rekaman. Sound system, tata cahaya, dan akustik gedung didesain sesuai standar pentas profesional. Laboratorium juga dilengkapi dengan fasilitas keamanan memadai serta bangku penonton representatif berkapasitas sekitar 70 orang.

Restu Gunawan menyebut, Kemendikbud telah membangun 60 laboratorium seni budaya untuk SMA dan SMK di sejumlah wilayah Indonesia. Sementara di Jawa Tengah baru ada di sejumlah kabupaten/kota, seperti Karangayar, Kendal, dan Pekalongan. Bantuan yang diberikan untuk setiap pembangunan laboratorium sebesar Rp750 juta. Bantuan dari pemerintah hanya sebagai stimulan dan pihak sekolah dapat melakukan swadaya untuk menambah kelengkapan laboratorium tersebut.

ads

“Tahun 2018 ada 12 sekolah dan tahun 2019 ini ada 10 sekolah,” sebutnya.

Diungkapkan, laboratorium seni dibangun dengan tujuan menjadi tempat mengasah bakat kesenian para siswa. Seni dan budaya, lanjutnya, merupakan bagian pendidikan karakter anak. Menurutnya, sesuai ajaran Ki Hajar Dewantara, ada empat pilar pendidikan karakter yakni olah pikir, olahraga, olah hati dan olah rasa.

“Seni budaya itu bagian dari olah rasa. Kami berharap laboratorium di sekolah ini bisa digunakan bersama-sama dengan sekolah lain, misalnya saat ada lomba. Tentu dengan SOP yang nanti akan dirumuskan oleh sekolah,” ungkapnya.

Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM mengapresiasi perhatian Kemendikbud terhadap sekolah-sekolah yang ada di Purworejo. Menurutnya, keberadaan laboratorium seni sangat penting bagi sisiwa. Selain menjadi sarana meningkatkan bakat siswa dalam seni dan budaya, laboratorium juga menjadi wahaya mencetak siswa berkarakter.

“Saya yakin kalau di sekolah diajarkan seni budaya yang adiluhung, siswa akan terhindar dari aktivitas negatif, seperti intoleransi dan tawuran,” tandasnya.

Kepala SMA 1 Purworejo, Padmo Sukoco MPd, menjelaskan bahwa pembangunan laboratorium menghabiskan dana sekitar Rp1,3 miliar. Sekolah mengeluarkan swadaya Rp550 juta dari iuran wali siswa dan alumni yang tidak mengikat.

“Mereka yang mampu bisa memberikan iuran lebih, namun yang tidak pun tidak akan dibebani,” jelasnya.

Sementara itu, Angko Setiyarso Widodo menilai bahwa penempatan laboratorium seni di SMAN 1 sangat tepat mengingat banyak potensi dan talenta yang dapat digali. Siswa dari sekolah lain pun dapat bersama-sama memanfaatkannya.

“Kesempatan ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Laboratorium ini sangat representatif,” tandasnya. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!