- iklan atas berita -

 

Metro Times (Purworejo) Program Bupati Saba Desa untuk kali pertama pada tahun 2019 berlangsung di Desa Kalirejo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. Seperti saba desa sebelum-sebelumnya, Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM bersama para pejabat Pemkab, kepala OPD, serta Muspika menginap di rumah-rumah warga

Kedatangan Bupati bersama rombongan disambut meriah oleh warga. Tak ketinggalan tarian SIGRAK dari Sanggar Seni Swastika Desa Kalirejo ikut menyambut kedatangan orang nomor satu di Purworejo itu.

Seperti biasanya di hari pertama, selain disambut dengan tarian, Bupati juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga. Salah satunya bantuan dana RTLH kepada warga yang kurang mampu. Kemudian dilanjutkan dengan dialog Interaktif dengan tema, “Pengembangan Budaya Lokal Untuk Menyongsong Romansa 2020”, Senin (11/2) malam.

ads

Dalam sambutannya Bupati mengajak masyarakat Desa Kalirejo untuk membangkitkan kesenian dan budaya lokal yang ada. Budaya lokal harus dibina dan dilestarikan dengan baik dan dikemas yang lebih menarik. Sehingga diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

“Kesenian dan budaya desa harus dipacu pengembangannya dalam menyongsong romansa 2020. Seperti hasil pertanian yang sudah diolah menjadi makanan kas desa Kalirejo, ada Geblek, Getuk, jagung manis, serta kacang tanah. Selain itu, hasil pertanian lainnya, manggis dan durian, semuanya perlu dikemas yang rapi dan menarik, supaya diminati oleh masyarakat luas,” jelas Bupati.

Sementara itu, Kades Kalirejo, Sarjono mengemukakan. Desa Kalirejo memiliki makna penting bagi masyarakat setempat. Karena Desa Kalirejo merupakan nama pemberian dari para leluhur mereka, dimana desa Kalirejo diambil dari Kali Kedung Agung yang berada tidak jauh dari Balai Desa Kalirejo sendiri.

Dikatakannya, dalam menyongsong romansa 2020, Desa Kalirejo akan mewujudkan gunung Agung sebagai wisata alam Desa Kalirejo. Selain Gunung Agung sebagai wisata alam, Desa Kalirejo juga terkenal dengan Geblek, Jagung Manis, Kacang tanah yang berkualitas tinggi, serta Getuk yang terbuat dari Ketela hasil pertanian masyarakat Desa Kalirejo sendiri. Dimana kesemuanya itu dikelola oleh Pokdarwis.

“Menyongsong romansa 2020 nanti, Saya ingin benar-benar menjadikan Desa Kalirejo, yang benar rejo, ya itu, dengan menjadikan Gunung Agung sebagai wisata alam yang diminati banyak pengunjung, apa lagi saat pagi hari, kicauan burung juga masih banyak. Selain itu, udaranya juga sangat sejuk dan indah,” jelas Sarjono. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!