- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Stadion sepak bola WR Soepratman milik Pemkab Purworejo, kondisinya kini sangat memprihatinkan. Diketahui sudah bertahun-tahun, stadion yang menjadi markas Persikapur Divisi 3 hingga divisi 1 ini terbengkalai, lantaran tidak pernah direnovasi.

Dari pantauan metrotimes di lokasi pada Jumat 12 Juli 2019 pagi. Atap tribun penonton terlihat berlubang di sana-sini. Rumput mengering, bahkan jaring gawang pun sudah tidak ada. Sama sekali tak meninggalkan bekas bahwa di stadion ini pernah menjadi basecamp kesebelasan kebanggan Kabupaten yang memiliki tagline ‘mulyo’ ini.

“Tanggal 20 Juli nanti, stadion ini akan dipakai untuk uji coba dengan PSS Sleman. Sabtu besok (13/7) akan dipakai untuk seleksi lokal bibit muda berbakat yang akan diikutkan Suratin Cup. Terpaksa jala gawang kami perbaiki dengan uang milik pengkab sendiri. Seharusnya hal seperti ini merupakan tanggung jawab pihak pengelola,” kata Angko Setyarso Widodo Ketua Pengkab PSSI Kabupaten Purworejo. saat dikonfirmasi metrotimes di rumahnya, Jumat (12/7/18).

Angko mengungkapkan pentingnya memiliki stadion sepak bola yang representatif. Saat ini Pengkab PSSI tengah menyiapkan pemain untuk liga profesional pada tahun 2023 mendatang. “Tim tersebut adalah juara U-16 juara nasional U-16 dan juara Piala Raja di Thailand. Sekarang mereka sudah naik U-17 dan dipersiapkan untuk mengikuti Piala Soeratin. Tim tersebut tengah mengikuti diklat di Banjarnegara karena di Purworejo tidak ada diklat yang ditangani secara profesional.”
Jika ingin memiliki tim sepak bola profesional, Pemkab harus menyediakan lapangan yang layak agar bisa menjadi home base. “Ada syarat dari PSSI untuk menjadi stadion tim profesional, jaraknya tidak boleh lebih dari 60 KM. Purworejo ini sangat memenuhi syarat, dengan adanya bandara baru Yogyakarta,” terang Angko.

ads

Memiliki stadion bagus, tidak akan rugi, perhitungannya jika dipergunakan untuk pertandingan profesional dari pemasukan tiket saja bisa Rp 200 – 400 juta sekali pertandingan. Belum pemasukan dari biaya sewa stadion dan lainnya.

“Membangun stadion bola sebenarnya tidak akan rugi. Karena ada aturan keterkaitan antar memiliki tim daerah dengan pembangunan stadion yang representatif. Jika ingin membangun, harus standar bisa untuk liga profesional,” jelas Angko.

Sementara itu, Kadindispora Kabupaten Purwprejo, Sukmo Widhi, yang dihubungi mengatakan bahwa, pihaknya telah menganggarkan sport centre yang berlokasi di GOR WR Supratman pada tahun 2020. “Akan tetapi memang belum spesifik pembangunan stadion sepak bola. Namun pembangunan atap tribun dan sistem sistem drainase akan kita prioritaskan, agar ketika hujan tidak terjadi genangan air,” kata Sukmo melalui pesan singkat.

Rencana anggaran untuk pembangunan sport centre tersebut mencapai Rp 10 M yang akan diambilkan dari APBD 2020. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!