- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Ikan air tawar berbagai jenis menjadi target perburuan anak-anak dan remaja Desa Kemanukan, Kecamatan Bagelen, Purworejo, kemarin (19/8). Tradisi tawu sumur dan bersih makam menjadi rutinitas tahunan warga menyambut penyelenggaraan merti desa di akhir bulan.

Setidaknya ada 5 sumur dan sembilan makam yang tersebar di beberapa
lokasi menjadi konsentrasi warga. Pembagian warga dalam prosesi itu
disesuaikan dengan letak sumur serta ahli waris makam.

Tawu sumur Jomblangan dan Malangan menjadi perhatian khusus warga.
Disamping sumur Prenolo, Siandong dan Ceremai, kedua sumur tersebut
berada dalam satu lokasi dan cukup luas serta dihuni banyak ikan.

Sebelum turun ke sumur berburu ikan, warga akan melakukan pembersihan,
baik dalam sumur dan lingkungannya. Khusus sumur Malangan, warga
memasang pagar bambu yang dipasang memutar.

Pemuka Masyarakat, Paiman mengungkapkan dalam setiap prosesi, warga
menyiapkan kegiatan dan sajian khusus. Setidaknya ambeng ingkung
menjadi salah satu hal khusus yang selalu ada.

ads

“Ada maksud dari ambeng berupa tumpeng yang dibuat dan dibawa ke sumur maupun makam,” jelas Paiman.

Ambeng menurutnya memiliki makna antep manembahing gusti (mantap dan
percaya kepada Allah), bentuk mengerucut dari tumpeng diartikan
tumucuking pangeran yang menjadi pegangan seluruh warga dalam bekerja
dimana mereka akan selalu jujur dan selalu mengikuti tuntutan Sang
Pencipta.

Menyantap secara bersama juga diartikan sebagai bentuk kebersamaan
diantara warga. Disampaikannya jika tradisi itu sudah turun-temurun
sejak zaman nenek moyang mereka.

“Disini kebersamaan itu digambarkan. Ini menjadi potret kecil
kerukunan hidup beragama di Kemanukan. Di desa ini kebetulan kan juga
lengkap seluruh pemeluk agama dan penghayat itu ada,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Desa Kemanukan, Suhardi mengatakan jika pihaknya
ingin tradisi yang ada tetap lestari di Kemanukan. Kearifan lokal di
desanya cukup banyak dan menjadi sarana pemersatu warga.

“Yang sudah ada dan baik, memang terus kami uri-uri. Kegiatan ini juga
menjadi rangkaian awal merti desa yang akan diselenggarakan di balai
desa dengan menggelar wayang dan tayuban” ujar Suhardi. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!