- iklan atas berita -

SEMARANG, metrotimes.news – Sepulang dari menjalankan ibadah haji, usai sujud syukur di Masjid Agung Semarang (MAS) Kauman dan silaturahmi dengan para tokoh masyarakat, kiai serta masyayikh di Kauman Semarang. Bakal calon wakil walikota Semarang, Dr Dr Ir H Ady Setiawan SH MH MM MT atau Mas Wawan langsung mengunjungi kelompok tani budaya lele di Kelurahan Pedurungan Lor, Kecamatan Pedurungan yang dikemas dalam acara sarasehan ketahanan pangan dengan budidaya lele di Posyandu Eka Sejahtera RT 03 RW 05, Rabu (26/6).

Dalam kesempatan ini, Mas Wawan juga memberikan bantuan berupa seperangkat budidaya lele, mulai dari bibit, terpal, drum hingga pakan yang berkualitas. Dalam sarasehan tersebut, Mas Wawan membawa gagasan baru untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan melalui konsep smart farming. Menurutnya,
konsep tersebut merupakan langkah yang bagus bagaimana kampung bisa mencukupi kebutuhan gizi dan pangan berbasis masyarakat.
“Karena perubahan genetik atau penurunan lapisan genetik itu harus diawali dengan gizi yang baik untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas,” ujar Mas Wawan.

Adapun untuk konsep smart farming itu sendiri nantinya akan didampingi oleh Asosiasi Dosen Integrator Desa (ADIDES). Dimana nantinya untuk membuat suatu konsep pertanian ini berbasis digitalisasi.
“Sehingga kaum muda yang sudah enggan untuk pegang pacul, sekarang dengan pegang gadget bisa untuk menghasilkan pangan yang berkualitas yang dibutuhkan,” terangnya.
Dengan memanfaatkan teknologi, budidaya lele yang ada di Kelurahan Pedurungan Lor bisa menjadi lebih efisien dan efektif. Konsep smart farming juga menawarkan berbagai keunggulan seperti, pemantauan kualitas air secara real time, otomatisasi pemberian pakan, hingga analisis data untuk memaksimalkan panen.
“Dengan smart farming ini kita bisa memastikan ketahanan pangan yang lebih baik dan berkelanjutan,” katanya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah melakukan percobaan dan praktek di beberapa lahan demplot yang berada di lahan yang terbatas. Sehingga diharapkan nantinya konsep smart farming yang dilakukan bisa menghasilkan pusat pangan (puspa).
“Jadi nantinya dalam smart farming tersebut terdapat beberapa yang dibudidayakan seperti budidaya tanaman sawi, bayam, dan kangkung. Kemudian nanti juga ada peternakan yang bisa memanfaatkan kotorannya menjadi pupuk organik,” ungkapnya.

Mas Wawan juga berpesan untuk menjalankan konsep smart farming ini dibutuhkan keguyuban dari masyarakat itu sendiri. Kemudian peran dari pemerintah juga sangat penting dalam pelaksanaan smart farming tersebut.
“Jadi masyarakat harus bisa guyub dan tidak boleh kepaten obor. Dalam artian apa yang sudah dijalankan harus dikembangkan jangan sampai berhenti di tengah jalan,” jelasnya.

ads

Sementara itu, pendamping peternak lele Kelurahan Pedurungan Lor, Fadil Kirom menyebutkan pemikiran untuk memanfaatkan lahan yang sempit terutama di perkotaan dengan konsep smart farming sangat bagus. Sehingga nantinya bisa diaplikasikan di setiap sudut kota.
“Dan ini tentu saja jika benar-benar menjadi budaya ini adalah budaya luhur mengingat leluhur kita kan selalu memiliki kemandirian dari sisi pangan,” tambahnya.

Fadil juga mengatakan di Kelurahan Pedurungan Lor banyak yang mengembangkan peternakan lele. Dan di Pedurungan Lor termasuk masih banyak lahan yang lumayan luas.
“Kalau ini nanti bisa dijadikan kelompok bisa saling belajar antar kelompok di Pedurungan Lor. Sehingga kedepan bisa meningkatkan dari sisi teknik, manajemen, hingga aspek pasar bisa meningkat,” pungkasnya. (af).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!